Ngabuburit, sebuah tradisi yang selalu dilakukan saat bulan Ramadan tiba. Sebenarnya apa sih ngabuburit itu? Bagaimana saya mengisi ngabuburit di bulan Ramadan yang masih dalam situasi pandemi ini?
Tradisi Ngabuburit
Ngabuburit adalah kegiatan menunggu waktu berbuka puasa. Kegiatan ngabuburit sangat populer, khususnya oleh anak muda untuk membunuh waktu saat menjalankan ibadah puasa.
Selepas ashar, biasanya banyak anak muda yang menghabiskan waktu ngabuburit bersama. Saya pun demikian, setelah berkeluarga saya tetap menjalankan tradisi ngabuburit ini. Menghabiskan sore bersama keluarga kecil saya sambil memunggu waktu berbuka tiba.
Ngabuburit ini asal usul katanya sendiri berasal dari bahasa Sunda. Menurut Kamus Bahasa Sunda yang diterbitkan oleh Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS), kata ngabuburit secara lengkap diambil dari kalimat "ngalantung ngadagoan burit" yang memiliki arti bersantai-santai sambil menunggu waktu sore.
Kata dasar dari istilah ngabuburit adalah "burit" yang berarti 'sore hari'. Hal ini dikarenakan kegiatan ngabuburit yang memang sering dilakukan pada sore hari menjelang jam berbuka puasa. Hal ini membuat banyak yang berpendapat bahwa morfologi kata ngabuburit berasal dari kata "burit" saja sehingga bisa diartikan secara sederhana menjadi "menunggu waktu sore".
Aktivitas Saat Ngabuburit
Aktivitas ngabuburit biasanya dilakukan dengan jalan-jalan sore mencari takjil. Biasanya saya juga begitu, mengajak suami dan anak-anak ke pasar sore yang ada di dekat rumah. Kami berburu aneka hidangan takjil.
Atau kadang kami juga menghabiskan sore dengan jalan-jalan ke mall. Berbelanja keperluan lebaran di mall juga menjadi aktivitas ngabuburit favorit keluarga kami.
Ngabuburit Saat Pandemi
Dua tahun terakhir ini, kebiasaan ngabuburit kami berubah. Kami tak lagi keluar rumah untuk berburu takjil. Kami memilih di rumah saja untuk memutus rantai penularan virus COVID-19 yang sudah dua tahun ini belum kunjung selesai.