Lihat ke Halaman Asli

Motif Saya Menggugat Akun Anindya Gupita K

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sidang kompasianer yang terhormat,

Menindak lanjuti pledoi saya berkaitan dengan artikel yang ditayangkan akun Anindya Gupita mengenai beberapa komentar saya yang bersifat praduga, sebelumnya terimakasih untuk atensinya memberikan tanggapan baik pro dan kontra mengenai artikel saya yang kemarin. Saya menghargai dan menghormati semua opini yang masuk. Dan dari komentar-komentar tersebut perlu diklarifikasi ulang mengenai apa tujuan sebenarnya saya menggugat akun Anindya Gupita.

Sebelumnya, banyak dugaan-dugaan dari beberapa member disini mengenai motif saya sebenarnya terhadap akun Anindya Gupita. Ada yang menyatakan bahwa saya IRI terhadap eksistensi Anindya, ada yang meramalkan bahwa saya berkonspirasi dengan Anindya untuk mencari tenar secara instan, ada yang menduga saya adalah akun kloningan anindya sendiri untuk tujuan tertentu, dan ada yang berspekulasi bahwa kemungkinan saya adalah pemilik akun sejuta klik (hehehe ^_^).

Saya menghargai praduga-praduga itu. Semua orang memiliki hak untuk berpikiran macam-macam tentang saya, apalagi saya merupakan akun baru tetapi sudah mengetahui banyak kasus-kasus di kompasiana. Wajar saja mereka berpikiran seperti itu, tapi yang perlu saya tegaskan, motifasi saya menggugat akun anindya Gupita itu adalah :

1. Komentar saya yang berisi statemen meragukan tentang keorisinalitasan tulisan anindya gupita yang mengakui berusia 19 tahun namun tidak ada "perasaan malu2" membicarakan disfungsi ereksi di forum umum, apalagi dengan membuat banyolan kepada kompasianer lelaki tentang hal ini, membuat intuisi saya meyakini bahwa tulisan tersebut "ada sesuatu". Baik ada orang lain dibelakang anindya atau hal2 lain yang masih dalam praduga.

2. Gaya bahasa male writer, seperti onani, memanggil bung, dan beberapa kata yang mencerminkan "bahasa lelaki" .perempuan seusia begitu jarang banget dan saya tidak pernah menemui wanita memanggil bung, kecuali untuk nama-nama yang sudah identik dengan panggilan itu, seperti bung Karno, bung Hatta, dll.

3. kenapa saya mempertanyakan "siapa" dibalik akun anindya, ini berkaitan dengan tulisan Anindya Gupita mengenai PKS yang menurut asumsi saya, bahwa ada kepentingan lain dibalik akun ini. Tema-tema politik yang sangat tajam, bisa diperhalus dengan keberadaan penulis wanita unyu-unyu untuk mendapatkan simpati publik dan permakluman dari pihak lain karena faktor usia dan gender.

4. Ada yang beropini bahwa sah-sah saja siapa orang yang mengoperasikan akun tersebut, jika tidak melakukan kabar bohong maka tidak ada alasan untuk digugat. Justru itu, beberapa tulisan Anindya Gupita mengandung tendensi berbohong dan menyebar fitnah. Beberapa akan saya beberkan disini.

Ini petikan tulisannya di tulisan berjudul "6 Kebodohan Bunuh Diri Ala Parpol Dakwah".

Banyak kader maupun simpatisan yang jarang bergaul dengan warga. Mereka sangat eksklusif dan jarang berbasa-basi dengan tetangga. Bahkan untuk salaman saja mereka enggan. Tentunya warga akan berpikiran tidak-tidak terhadap PKS. Mereka tidak bisa disalahkan atas stigma eksklusif yang dimunculkan oleh para kader. Ibarat barang dagangan, PKS adalah komoditi aneh yang tidak menjadi kebutuhan masyarakat. Apalagi mayoritas masyarakat banyak yang menjadi pengikut NU dan Muhammadiyah. Kalau sampai ada kalimat “NU mendukung PKS”, itu adalah sebuah kebohongan nyata. Di daerah penulis PKS tetaplah makhluk aneh sebagai akibat dari polah kadernya yang tidak jauh beda dengan HTI. Mereka sudah di cap sebagai penganut aliran yang radikal. Terlepas dari benar tidaknya isu radikalisme tersebut, memang begitulah pandangan sebagian besar masyarakat. Bahkan, tidak ada satupun orang PKS yang menduduki kursi DPRD di daerah saya tinggal.

Tanggapan saya :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline