Lihat ke Halaman Asli

Dedy Gunawan

Suami dari seorang istri yang luar biasa dan ayah dari dua anak hebat.

Bersama Papanya, Anak Jauh Lebih Baik Tumbuh Kembangnya

Diperbarui: 29 Juli 2019   11:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ananda menyaksikan ikan-ikan hias berenang di dalam kolam. Foto oleh Dedy Hutajulu

Oleh Dedy Hutajulu

Manusia punya daya juang hebat, bahkan sejak masih berbentuk benih kehidupan. Jiwa juang itu terus berkembang mencapai wujud idealnya: bayi yang menggemaskan. Daya juang itu kentara sekali ketika ia berusaha keras meloloskan diri dari perut ibunya via jalur lahir yang tersedia. 

Bayi terus berkembang dengan menunjukkan perilaku-perilaku yang menakjubkan. Mereka bergerak, merangkak, bangkit dan mulai berjalan. 

Dalam proses tumbuh kembang itu, mereka berusaha menunjukkan kemampuan determinasinya, kemampuan adaptasinya dan kemampuan menyerap beragam pengetahuan dari sekitarnya secara kompleks.

Sebagai ayah muda, saya merasa bahagia dengan tumbuh kembang anak kami: Gabriel. Sebelum usianya mencapai satu tahun, ia sudah berjuang keras untuk berjalan. 

Di usia dua tahun ia sudah mampu meloncat dan sekarang menggandrungi permainan meloncat-loncat di atas trampolin. Kemampuan bahasanya juga menakjubkan. Ia menguasai banyak lagu-lagu, melampaui teman-teman seusianya. 

Awalnya saya mengira, setiap anak memang cepat bertambah pintar, dengan sendirinya. Rupanya, dokter pernah berkata kepada saya, bahwa peran ayah sangat besar pengaruhnya dalam tumbuh kembang anak. 

Saya bahagia karena mendapat informasi itu ketika anak kami, waktu itu, masoh dalam kandungan, sehingga saya bisa merencanakan aktivitas bersama ananda di kemudian hari. 

Sebagai penulis lokal, saya berusaha membawa semua aktivitas pekerjaan saya ke rumah. Saya membangun kantor saya di dalam rumah. 

Seluruh naskah-naskah tulisan, saya susun di rumah. Saya atur waktu sedemikian ketat jika harus ke luar dari rumah. Target saya, agar lima tahun pertama usia ananda, saya hadir menemaninya. Saya izinkan ibunya pergi masuk kantor, asalkan si kecil bersama saya.

Memang, pilihan ini memberi konsekuensi besar pada pekerjaan saya. Tetapi sebagai ayah, resiko itu bisa saya akali. Sebagai pekerja, saya tetap bisa maksimal dalam tugas. Dan selama saya menjalaninya, saya menikmati masa-masa yang indah bersama ananda dalam tumbuh kembangnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline