Beberapa kali saya "blusukan" ke daerah Pelabuhan Belawan, Medan, Sumut. Setiap kali kunjungan itu pula hati saya trenyuh. Bersebab, kompleksnya persoalan di sana. Dan semua potensi problem itu ujung-ujungnya mengorbankan nasib anak-anak di sana.
Sekadar menyebut, di sana ada banyak kasus keluarga broken home, anak telantar, rendahnya pendidikan masyarakat, akses terhadap pendidikan belum memadai bagi masyarakat, gempuran narkotika dan judi, angka tindak kriminalitalitas, hingga persoalan sampah.
Banyak pihak yang berusaha mencari solusi untuk segunung persoalan tadi. Namun hingga hari ini Belawan masih begitu sekarat dililit persoalan.
Kehadiran Gugah Nurani Indonesia tampaknya memberi sedikit banyak solusi yang lebih nyata. Lembaga ini bergerilya untuk memastikan hak-anak di sana terpenuhi dengan baik, termasuk akses terhadap pendidikan hingga memperlengkapi masyarakat agar bisa keluar dari persoalan hidup mereka.
Teranyar, lembaga yang berbasis di Korea ini melatih puluhan guru-guru setingkat SD/MI soal cara menerapkan model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM). Pakem ini model pembelajaran yang sangat efektif mendorong anak untuk belajar aktif, menumbuhkan keberanian siswa dalam mengembangakan ide dan gagasannya.
Community Development Project Manager GNI Medan Belawan, Anwar Suhut mengatakan, pelatihan PAKEM ini disasar guna meningkatkan upaya pemenuhan hak anak dalam belajar.
"Kami melatih guru-guru kita agar terampil menerapkan PAKEM, dengan demikian mereka akan mampu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan bagi anak. Jika suasana di kelas menyenangkan, hal itu potensial menumbuhkan minat belajar anak-anak di Kelurahan Belawan II dan bisa tergali potensinya dengan baik" kata Anwar.
Anwar menganjurkan, orangtua agar memperhatikan keinginan, minat dan bakat anak dalam mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka. Dan guru juga musti mendukung upaya penggalian potensi anak.
Salah satu guru yang dilatih bernama Darmawati, S. Pd mengakui betapa pelatihan PAKEM ini sangat efektif membawa kebermanfaatan kepada dirinya dan anak didiknya kelak. "Saya jadi semakin sadar akan hak anak dalam belajar di sekolah. Selama ini saya mengajar begitu-begitu saja tanpa memperhatikan hak anak didik saya. Tetapi setelah mengikuti pelatihan ini, saya menjadi lebih mengerti bahwa saya sebagai guru harus mendidik dan mengajar dengan menyenangkan dan penuh kasih sayang, minat anak harus dikembangkan, bakat dan inovasi serta kreativitasnya. Melalui pelatihan PAKEM ini, saya yakin saya akan mampu menerapkannya dikelas saya nanti," kata Darmawati.
Ya, anak harus kita pandang sebagai asset keluarga dan aset negara yang akan menentukan masa depan bangsa. Oleh sebab itu, sudah seharusnya pemerintah lebih memperhatikan kualitas pendidikan bagi anak. Dengan pendidikan anak yang berkualitas, diharapkan masa depan Indonesia akan menjadi lebih baik seiring membaiknya pendidikan anak
Untuk mencapai harapan itu, dibutuhkan keseriusan dari berbagai pihak, baik orangtua, guru, pemerintah, maupun lembaga non pemerintah yang fokus pada pemenuhan hak anak, seperti yang sudah dilakukan oleh GNI. Sehingga persoalan anak dan persoalan lainnya yang melilit masyarakat Belawan, bisa teratasi dengan baik.