Lihat ke Halaman Asli

Dedy Gunawan

Suami dari seorang istri yang luar biasa dan ayah dari dua anak hebat.

Luka oleh Waktu

Diperbarui: 18 Februari 2019   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

:untuk seseorang yang terluka

Kuhela napas dengan perasaan saling tindih: sedih-sesal. Boleh jadi aku berhasil menyampaikan bahasa hati, namun tercuri seluruh diri.

Ada bagian tubuh yang hilang. Ada bagiah tubuh yang teriris. Kukucur perasan jeruk nipis pada itu irisan-irisan luka. Pada titik terhalusnya. 

"Luka yang membuat diri ini benar-benar sesal dan muak."

Terbersit tanya: benarkah antara kita segalanya salah? 

Tidak! Tak ada yang salah di antara kita. Cinta itu universal. Cinta itu tulus. Cinta yang tulus tidak mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri. Aku yakin itu.

Hanya, luka itu telah menganga oleh waktu. Oleh kata-kata yang keburu terucap. Oleh api asmara yang tak kunjung padam. Oleh kebimbangan yang melahirkan ambiguitas. Meski harmoni perasaan masih saja sama.

Tapi, itu telah kita sadari. Segalanya telah berlalu. Semua ambyar malam tadi. Saat kau-aku menjujur diri. Menarik keputusan pada kadar alfiat. Walau tetap hati tak bisa dibohongi. Walau perasaan itu tetap mekar dan sakit itu kian kentara.

Semalam, dalam sepi sunyi akal, tersua sadar bahwa cinta yang hadir di antara kita seumpama noktah pada selembar peta, menjadi alamat yang kita kenali bersama

Tapi...

Tiada bisa mengambil arah tujuan. Kemana noktah itu harus kita besarkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline