Lihat ke Halaman Asli

Dedy Gunawan

Suami dari seorang istri yang luar biasa dan ayah dari dua anak hebat.

Mahasiswa Universitas Brawijaya Teliti Modul Sel Surya Organik dari Polifuran Alang-alang

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14322550491397356912

[caption id="attachment_367045" align="aligncenter" width="300" caption="Alang-alang sebagai bahan pembuatan sel surya organik"][/caption]

Krisis energi merupakan isu global yang mengancam kelangsungan hidup manusia. Sebagian besar energi yang terpakai selama ini berasal dari sumber yang tidak dapat diperbarui seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Selain itu, sumber energi tersebut dalam pemanfaatannya  lebih banyak berdampak negatif. Beberapa tahun belakangan ini telah banyak dilakukan penelitian mengenai sumber energi yang dapat diperbarui, salah satunya adalah energi matahari. Namun dalam perkembangannya, sel surya anorganik (amorphous silicon solar cell )  yang telah banyak digunakan untuk menangkap energi matahari masih dinilai kurang efisien dan sangat mahal.

Oleh sebab itulah yang mendasari lima orang mahasiswa Universitas Brawijaya untuk melakukan penelitian mengenai sintesis polifuran dari bahan dasar alang-alang (Imperata cylindrica) sebagai polimer alternatif pengganti amorphous silicon solar cell. Penelitian dilakukan melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-P) dengan tim  yang diketuai oleh Umi Masruroh (Kimia 2012) yang beranggotakan Yosua (Teknik Pertanian 2012), Aviana Fadeline Siregar (Kimia 2012), Lilis Diah Puspitasari (Kimia 2012), dan Ferdian Dwi Cahyanto (Kimia 2013) di bawah bimbingan Dr. Sc. Siti Mariyah Ulfa, M.Sc, seorang dosen Jurusan Kimia  UB yang telah lama meneliti tentang potensi furfural. Sel surya yang berbahan dasar polimer (organik) berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki banyak kelebihan, diantaranya mudah untuk dibuat, biaya produksi murah, ramah lingkungan, bersifat fleksibel dan ringan sehingga lebih mudah untuk diterapkan di berbagai tempat yang terkena sinar matahari.

Umi mengatakan bahwa alang-alang dipilih sebagai bahan dasar karena diketahui bahwa alang-alang merupakan tanaman yang potensial  untuk sintesis bahan kimia, yaitu polifuran  karena mempunyai serat yang panjang dan mengandung hemiselulosa cukup tinggi. Selain itu, alang-alang merupakan tanaman liar dan tanaman pengganggu pertanian yang merisaukan karena sifatnya yang mudah dan cepat berkembang biak di berbagai tempat, sehingga penggunaannya tidak akan merugikan, dan malah sebaliknya dapat membantu kegiatan pertanian.

Alang-alang disintesis menjadi polifuran sebagai polimer modul sel surya melalui beberapa tahapan proses, yaitu hidrolisis, oksidasi, dekarboksilasi dan polimerisasi. Umi menjelaskan,  “Polifuran  merupakan bahan semikonduktor yang bisa mengubah energi foton menjadi energi listrik, sehingga dapat kita manfaatkan sebagai lapisan aktif pada modul sel surya organik karena sifatnya yang stabil”. Pengujian dan analisis data dilakukan pada setiap tahap dengan beberapa metode, diantaranya  dengan spektrofotometri IR, GC (Gas Chromatography), dan TLC (Thin Layer Chromatography). “kami harapkan agar kedepannya penelitian ini dapat lebih dikembangkan, khusunya tentang optimasi kinerja modul sel surya organik ini dan tentang bagaimana agar sintesiss polifuran ini dapat ditingkatkan skalanya produksinya, sehingga bisa menjadi salah satu alternatif energi masa depan dan juga agar dapat meningkatkan nilai tambah dari alang-alang itu sendiri”, tambah Umi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline