Lihat ke Halaman Asli

Dedy Gunawan

Suami dari seorang istri yang luar biasa dan ayah dari dua anak hebat.

Tobasa Makin Jaya

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LOKAKARYA keberhasilan program implementasi pembelajaran PAKEM dan Pembelajaran Kontekstual yang dikembangkan USAID PRIORITAS di Tobasa mengundang decak kagum Staf Khusus Mendikbud RI Achmad Rizali. Usai menonton video dokumenter pembelajaran praktik baik, mendengar testimoni guru-guru, presentase pembelajaran aktif dan kontekstual oleh anak-anak sekolah dasar serta menyambangi stand-stand pameran dari sejumlah sekolah dasar mitra, Razali akhirnya angkat bicara.

"Saya melihatnya, mengagetkan. Daerah terjauh seperti ini ternyata mampu melakukan hal-hal hebat, yang konon itu sulit, padahal sebenarnya tidak, asal ada tenaga ahlinya, lalu komunitasnya juga mendukung, bahkan pemerintah daerahnya juga menyuport. Jadi semua pihak terlibat, sehingga yang sulit jadi mudah. Dan jika sudah begitu, anak-anak merasa tidak sendirian lagi," ujarnya saat diwawancarai di Tio Hall, Hotel Sere Nauli, Kecamatan Laguboti, Toba Samosir, Sumatera Utara, Rabu (22/4).

Rajali yang mengenakan baju batik cokelat, menerangkan bagaimana anak-anak zaman dulu merasa sendirian dalam bertumbuh dan dalam pembelajaran. "Tapi setelah pemerintahnya sudah terlibat, masakan orangtuanya diam-diam?" sambungnya .

Sentuhan pihak lain seperti guru, kepala sekolah, dan pemerintah daerah ternyata efektif menolong anak makin berani berkreasi. "Tengok, ini semua bahannya dari barang-barang bekas. Dan itu barang bekas yang bisa dipakai alat peraga, dan alat peraga bisa memudahkan anak-anak belajar. Jadi tidak lagi menghayal tetapi sudah riil." terangnya sembari menunjukkan sejumlah alat peraga pembelajaran bikinan para guru dan siswa.

Semua yang dipuji Rajali ternyata program USAID PRIORITAS yang sudah lebih setahun diterapkan di 24 sekolah mitra (terdiri dari 16 SD/MI dan 8 SMP/MTs). Dan secuil produkkeberhasilan tersebut, itulah yang dipamerkan pada lokakarya. Dalam lokakarya ini, sekolah-sekolah dasar yang sudah meningkat mutunya memamerkan praktik-praktik baik (best practices) dan produk-produk pembelajaran berbasis Kurikulum 2013.

Selain pameran keberhasilan pembelajaran, juga diisi dengan presentasi siwa tentang suatu alat peraga, serta mengunjungi sejumlah stand pameran program pembelajaran. Tak lupa ditampilkan juga apa saja hasil capaian Program Penataan dan Pemerataan Guru (PPG) yang sudah dkerjakan dinas pendidikan (Diknas) Tobasa bersama USAID PRIORITAS di Tobasa.

Meski banyak menuai pujian dari sejumlah pihak, Lola Hartono Simanjuntak, Kepala Dinas Pendidikan Tobasa mengatakan masih banyak kekurangan guru di Tobasa. Sedikitnya, kekurangan guru mencapai 105 orang dan 350 guru honor di Tobasa cuma digaji Rp 700.000. Sementara dana untuk pendidikan amat kecil.

Tak hanya razali yang terpukau. Bahkan Plt. Bupati Tobasa, Liberty Pasaribu juga ikut tercengang. Ia beberapa kali memuji dan memberi tepuk tangan terhadap anak-anak yang presentase di lokakarya tersebut. Maka dalam kesempatan itu, Liberty amat bersyukur dan berterima kasih karena kabupatennya diikutsertakan USAID PRIORITAS sebagai mitra.

Perubahan cara mengajar sejumlah guru dari konvensional ke kontekstual sekaligus tumbuhnya rasa percaya diri yang tingi dari anak-anak tingkat sekolah dasar di Tobasa membesarkan hati Liberty Pasaribu. Ia pun menggaungkan kembali semangat mengecap pendidikan setinggi-tingginya. Ia menambahkan hanya dengan pendidikanlah masa depan anak-anak Tobasa bisa terjamin. “Ketika USAID PRIORITAS ada di Sumut, pertama kali endengarnya, saya senang sekali dan minta agar kabupaten kami bisa diikutsertakan.Kesempatan yang baik ini pun tak kami sia-siakan. Setelah 1,5 tahun, Tobasa kini sudah menunjukkan banyak perubahan di sekolah mitra. Keberhasilan program ini sangat besar manfaatnya bagi Kabupaten Tobasa,” ungkapnya.

Selanjutnya Rizali memberikan masukan kepada seluruh perangkat pendidikan di Tobasa agar menyebar-luaskan keberhasilan program ini ke daerah lain. “Bantulah kabupaten sekitar dengan tenaga-tenaga ahli yang ada,” kata Rizali.

Selain perwakilan Kemendikbud, lokakarya juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan (Diknas) Kabupaten Tobasa Lola Hartono Simanjuntak, Sekda Tobasa, Ketua Komisi E DPRD Sumut Efendi Panjaitan, Perwakilan Kementrian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Hadri Pasaribu, Perwakilan Kementerian Agama Jakarta Soritua Harahap, Perwakilan Kantor Gubernur Sumut Rosmawaty Nadeak, Perwakilan Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara, Komisi C  DPRD Toba Samosir, SKPD di lingkungan Tobasa, Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Provinsi Sumatera Utara Agus Marwan, dan Direktur USAID PRIORITAS Stuart Weston. "Anak-anak Tobasa sangat luar biasa. Mereka sangat percaya diri. Inilah produk pembelajaran yang aktif itu," ujar Stuart.

Program USAID Prioritizing Reform, Innovation, Opportunities for Reaching Indonesia’s Teacher, Administrators, and Students (USAID PRIORITAS) adalah program lima tahun yang didanai oleh United States Agency for International Development (USAID). Program ini didesain untuk membawa pendidikan berkelas dunia kepada banyak siswa di Indonesia. Di Sumatera Utara Program USAID PRIORITAS bekerja di 15 kabupaten/kotaMedan, Langkat, Binjai, Deli Serdang, Tebing Tinggi, Tanjungbalai, Labuhan Batu, Tapanuli Utara, Toba Samosir (Tobasa), Tapanuli Selatan, Sibolga, Nias Selatan, Serdang Bedagai, Labuhan Batu Utara, dan Humbang Hasundutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline