Lihat ke Halaman Asli

Dedy Gunawan

Suami dari seorang istri yang luar biasa dan ayah dari dua anak hebat.

Sekali Lagi Tentang Big Book

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1427697161775338943

[caption id="attachment_375657" align="aligncenter" width="368" caption="Seorang guru dari Bener Meriah, Aceh mempresentasikan Big Book dengan tema Pohonku. USAID PRIORITAS tengah gencar mempromosikan budaya membaca guna meningkatkan kemampuan literasi siswa di Indonesia. foto oleh Dedy Hutajulu"][/caption]

Fakta mengerikan. Kemampuan membaca siswa tingkat sekolah dasar di tanah air masih rendah. Hasil penelitian Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) pada 2014 menyebut kemampuan membaca anak-anak kita berada pada ranking 42 dari 45 negara peserta.

Tak heran jika Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Anies Baswedan sangat remuk hati ketika menyatakan kemampuan membaca siswa kita ketinggalan tiga tahun dari negara lain. Pernyataan itu diutarakan merujuk penelitian terbaru dari Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) bertajuk The 2015 Indonesia Economic Survey and Education Policy Review.

Rendahnya kemampuan membaca anak-anak kita, menurut analisis Akademisi Universitas Negeri Medan Dra. Rosmaini, M.Pd, sangat dipengaruhi metode pembelajaran yang dijalankan guru. Sebab, umumnya siswa kelas rendah di sekolah dasar diajarkan membaca dengan cara menghafal. Menghafal menjadi salah satu penghambat tingkat baca anak. “Anak-anak kita tidak begitu kesulitan mengenali huruf, tapi kalau diminta memaknai isi bacaan, mereka lemah,” tutur Dosen Bahasa Indonesia itu di Medan, Senin (30/3).

Karena itu, kata Rosmaini, perubahan metode belajar mengajar di kelas harus segera dilakukan. Siswa tak cukup hanya diperkenalkan huruf dengan metode menghafal. Melainkan mereka harus diajar mengenali huruf, mampu membaca kalimat dan mengetahui maknanya sekaligus. Bahkan, “Guru harus merancang media dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.  Untuk itu guru-guru harus terus diberikan pelatihan, motivasi dan fasilitas agar semakin kreatif dan inovatif,” sambungnya.

Salah satu metode yang dapat digunakan guru adalah memanfaatkan media buku besar (Big Book). Disebut Big Book karena ukurannya jauh lebih besar dari buku umumnya. Big Book berisi kalimat-kalimat sederhana dan gambar-gambar yang mengilustrasikan isi kalimat. Ukuran tulisannya besar dan standar untuk kelas awal. “Sengaja dirancang begitu agar siswa jauh lebih gampang mengenali abjad, huruf dan kata,” imbuh Rosmaini.

Setiap Big Book dirancang untuk satu tema cerita tersendiri. Setiap cerita memiliki makna dan tujuan. Tujuannya, terang Rosmaini, tak lain, agar siswa mendapatkan makna bacaan dari cerita yang dilengkapi gambar. Tak heran jika desain gambar harus mencerminkan isi cerita. Selain itu, uniknya buku ini, setiap gambar dibuat berwarna dan bentuk gambarnya menarik. “ya, anak-anak kan lebih suka mendengar cerita, jadi Big Book bisa digunakan guru sebagai bahan bercerita sekaligus mengajari anak membaca,” terangnya.

Upaya meningkatkan kemampuan membaca anak-anak setingkat SD kini sedang gencar-gencarnya dilakukan lembaga USAID PRIORITAS. Koordinator USAID PRIORITAS untuk Sumatera Utara Agus Marwan mengatakan pihaknya kini tengah mempromosikan program membaca kepada sekolah-sekolah mitra. Di tingkat sekolah dasar, USAID PRIRORITAS melatih ratusan guru mendesain dan membuat Big Book. “Big Book bagus untuk memicu ketertarikan anak membaca di kelas awal. Jika dari awal, anak sudah senang membaca, kemampuan membacanya juga meningkat. Itu artinya prestasi belajarnya juga akan naik,” kata Agus Marwan.

Program USAID Prioritizing Reform, Innovation, Opportunities for Reaching Indonesia’s Teacher, Administrators, and Students (USAID PRIORITAS) adalah program lima tahun yang didanai oleh United States Agency for International Development (USAID). Program ini didesain untuk membawa pendidikan berkelas dunia kepada banyak siswa di Indonesia. Program ini diimplementasikan di Aceh, Sumut, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Papua. Di Sumut USAID PRIORITAS bekerja di 15 kabupaten/kota (Langkat, Binjai, Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi, Tanjungbalai,  Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Sibolga dan Nias Selatan) dan 2 Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) yaitu Universitas Negeri Medan dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline