Target pribadi banyak orang seringkali berbeda tergantung jenjang usia dalam hidupnya.
Mereka yang masih jomblo hepi, tapi mulai bosen sampai ke ubun- ubun ditanyain, “Kapan kawin?” “Undangannya mana?” “Calonnya mana?” “Bakal calonnya mana? Mama udah bisa voting belum?” kayaknya berhadapan dengan isu menikah dini.
Mereka yang udah bosan ‘dikeramasin’ dan disembur oleh atasannya, yang saking seringnya dipanggil si bos sampe udah kayak makan, “Sehari diomelin tiga kali biar sehat, omelan pagi, siang, dan malam. Kadang- kadang ada waktu omelan tea time, biar seger”. Targetnya ingin resign dini.
Dan mereka yang bekerja sambil lirik kiri kanan dan punya selingkuhan bisnis atau usaha sampingan, biasanya bermimpi, mengumbar, dan kerap ketahuan berdiri dengan mata memandang kejauhan seperti petapa di atas gunung tinggi, dan mendambakan pensiun dini.
Saya jadi penasaran.
“Siapa sih yang namanya Dini?”
Kok dia sampai bisa dicari dan jadi impian banyak orang begini? Ngetop banget.
Mirip- mirip lah dengan minuman susu murni yang juga bikin saya penasaran, “Siapa sih yang namanya Murni? Anak mana? Kuliahnya dimana? Kok susunya… eh maksudnya bisnis susunya bisa sampai kemana- mana?” *gagal fokus*
Tapi kembali ke topik, sebenarnya, walaupun ada di sisi dunia yang sama sekali berbeda, dan didorong oleh alasan yang nampaknya kayak langit dan bumi, motivasi dibalik semua ‘dream’ itu, untuk sebagian besar orang, sebenarnya sama.
“Harapan untuk kondisi yang lebih baik”.
Harapan Kebahagiaan dalam Kondisi yang Lebih Baik
Dalam hal keinginan untuk tumbuh menjadi lebih baik, manusia itu sebelas dua belas lah sama tanaman.