Lihat ke Halaman Asli

Saya Tidak Mau Jadi Sales

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Business without SALES is JUNK. Joe Kamdani – Founder PT.Datascrip

Majalah Human Capital (HC) edisi Mei 2009 pernah memaparkan hasil survei tentang profesi sales di mata fresh graduate. Salah satu pertanyaan yang diajukan adalah: Apakah Anda berminat melamar pekerjaan sebagai sales? Ternyata, 80% responden menyatakan tidak berminat menjadi sales. Alasan mereka bervariasi. Ada yang berpendapat bahwa profesi sales melelahkan, sales adalah pekerjaan rendah,perlu kerja keras, dan banyak target. Sisanya 20% berminat melamar pekerjaan sales lantaran mengharap insentif besar dan tertarik dengan tantangannya.

Survei yang dilakukan oleh majalah Human Capital ini diikuti oleh 30 responden mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta. Latar belakang jurusan kuliah mereka beragam, antara lain dari marketing (40%), komunikasi (27%), hubungan masyarakat (13,3%), sistem informasi (6,7%), akuntansi (6,7%), keuangan (3,3%), dan komputer (3,3%). Dilihat dari jenis kelaminnya, mahasiswa perempuan (76,7%) dan laki-laki (23,3%). Rata-rata responden yang ditemui berusia 20 tahun.

Di tahun 2011 yang lalu, saya bekerja sama dengan Jembatan Karier juga melakukan survei terhadap para calon lulusan SLTA yang berada di Jakarta. Dari 4.000 siswa/i yang kami temui, kami mengajukan pertanyaan yang sama : Apakah anda mau menjadi sales setelah lulus sekolah? Hampir 80 % menjawab tidak mau. Alasan yang dikemukakan juga hampir sama, bahwa sales adalah pekerjaan yang tidak mempunyai prestige, sulit karena dikejar-kejar target dan malu karena harus menawarkan barang / jasa.

Mengapa hal ini bia terjadi ? Mengapa profesi sales begitu di pandang sebelah mata di masyarakat?

Berdasarkan pengalaman saya selama menjadi praktisi di bidang sales dan juga sebagai sales trainer, saya menemukan bahwa ini terjadi karena akumulasi dari berbagai hal. Mulai dari cara sales dalam melakukan pekerjaan ketika menawarkan produk/jasa kepada pelanggan dan juga pengalaman tidak baik atau tidak menyenangkan yang dialami oleh para pelanggan ketika berhubungan dengan sales.

Realita dilapangan memang ada pelanggan yang menemui sales yang menjual barang/produk menggunakan cara-cara yang tidak professional, cenderung memaksa, mengganggu privacy dan berbagai hal yang tidak menyenangkan lainnya. Bahkan ketika pelanggan sudah membeli produk/jasa, tidak sedikit yang  merasa tertipu karena apa yang dibeli tidak sesuai dengan apa yang disampaikan sebelumnya.

Hal inilah yang akhirnya membuat masyarakat menganggap sales adalah profesi yang kurang baik, tidak professional, tukang bohong, dlsb. Sehingga menyebabkan lulusan sekolah ataupun universitas tidak mau menjadi seorang sales, termasuk orang tua merekapun kurang menyetujui bila anaknya menjadi seorang sales.

Apakah semua sales tidak professional?

Sebenarnya faktanya tidaklah seperti itu. Memang ada sales yang bekerja dengan tidak baik, tapi itu hanyalah oknum dan tidak bisa mewakili profesi sales secara keseluruhan. Seorang rekan sales di Surabaya pernah mengatakan bahwa hal ini seperti anda melihat ada satu pejabat dari sebuah instansi yang berbuat tidak baik, apakah berarti seluruh pejabat instansi tersebut tidak baik? Tentu saja tidak bisa mengeneralisasi seperti itu.

Demikian juga profesi sales, memang ada beberapa oknum yang tidak baik tapi masih lebih banyak sales yang bekerja dengan profesional dan baik.

Jadi sales sebenarnya adalah profesi yang terhormat dan bahkan bisa menentukan hidup matinya sebuah perusahaan. Tepat seperti apa yang dikatakan oleh Joe Kamdani, bisnis tanpa sales adalah rongsokan semata.

Bahkan dalam bukunya The Millionaire Next Door, Thomas Stanley dan William Danko menemukan bahwa 79% miliarder dari hasil keringat sendiri (bukan dari warisan) di Amerika adalah pengusaha dan sales.

Dan kalau mau di telaah lebih dalam kebanyakan pengusaha sebelumnya juga mempunyai background pernah bekerja sebagai seorang sales.

Kalau masyarakat saat ini merasa sales sebagai profesi yang tidak menarik, itu hanyalah karena mereka belum mengenal lebih dalam tentang profesi sales.

Sama seperti kebanyakan top sales yang pernah saya temui, ketika pertama masuk menjadi sales ada beberapa yang terpaksa karena tidak ada pilihan pekerjaan lain, tetapi setelah menjalaninya ternyata sales merubah hidup mereka. Dan akhirnya para top sales ini mengatakan dari tidak mau jadi sales menjadi tidak mau berhenti jadi sales.

Happy Selling,

Dedy Budiman M.Pd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline