"Tuhan, jika benar Tuhan sendiri, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air"
Para Rasul ketakutan ketika melihat Tuhan berjalan di atas air. Mereka mengira bahwa Dia itu adalah hantu. Dikatakan dalam Injil bahwa para Rasul terkejut dan berseru: "Itu hantu!".
Yesus tidak membiarkan mereka berada pada kekeliruan tersebut. Segera Ia menyapa mereka dan berkata: "Tenanglah! Akulah ini, jangan takut!".
Sekalipun sudah diberitahu kalau Dialah itu, namun Para Rasul tidak segera percaya. Sebagai perwakilan dari para Murid, St. Petrus meminta bukti kalau Dia sungguh-sungguh Tuhan yang mereka kenal selama ini. St. Petrus meminta agar Yesus menyuruhnya berjalan juga di atas air untuk datang kepada-Nya. Yesus menyanggupinya dan memintanya untuk datang kepada-Nya.
Awalnya St. Petrus mampu melakukannya. Ia bisa berjalan di atas air. Meskipun demikian, ketika ia telah dekat dengan Yesus, ia justru hampir tenggelam. Beruntung Yesus segera menariknya dan berkata: "Orang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
Kisah yang diambil dari Matius 14:22-33 ini bisa menjadi refleksi bagi saya bahwasanya keberadaan Tuhan sering menjadi hilang bagi ku karena keraguan yang ku miliki. Tuhan bahkan mengajak ku untuk ikut mengalami mukjizat-Nya dalam masalah kehidupan yang ku alami, namun sekali lagi saya ragu dan akhirnya aku tidak dapat apa-apa.
Itulah hebatnya iman dan Tuhan hanya perlu itu dari ku, agar Dia bisa dekat dengan ku dan aku dengan Dia, atau Dia di dalam aku dan aku di dalam Dia.
Meski demikian, faktanya aku justru berbuat sebaliknya. Boro-boro mau percaya, aku justru sering membuat syarat untuk percaya. Tanpa sadar, aku sudah mencobai Dia. Hal ini membuat saya teringat dengan perkataan Santo Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Romo, "bagi mereka yang menanyai-Nya, Tuhan justru tidak ditemukan" (bdk. Roma 10:20).
Semoga dalam hidup sehari-hari, apapun keadaan hidup yang ku alami, saya tidak tergoda untuk mencobai Tuhan. Belajar dari Kisah Para Rasul di atas, badai danau justru menjadi kesempatan bagi Tuhan untuk berbagi mukjizat dengan para Rasul-Nya.
Demikianlah juga dengan diriku. Dalam banyak keadaan adalah kesempatan bagi ku untuk mengalami mukjizat dari Tuhan. Yang penting saya benar yakin kalau Dia itu Tuhan yang baik bagiku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H