Lihat ke Halaman Asli

Dedy Padang

Orang Biasa

Puasa dari Hati

Diperbarui: 4 Maret 2022   18:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berefleksi (dok.pri) 

Setiap orang bisa berpuasa. Yang penting fisiknya siap. Takutnya gak kuat dan akhirnya jadi petaka. Padahal puasa sejatinya membahagiakan. 

Puasa pertama-tama bukan tentang yang lahiriah. Tetapi, dan yang terutama, tentang yang batiniah. Percuma dibilang berpuasa jika amarah tidak mau mereda. Percuma dibilang berpuasa jika iri hati masih menyelimuti. Percuma dibilang berpuasa jika mata hati enggan terbuka pada sesama yang lemah dan yang membutuhkan. 

Puasa itu bukan semata-mata untuk diri kita sendiri. Asal saja kita suci, asal saja kita saleh, asal saja kita tahan lapar, dan asal saja kita menjalani aturan puasa yang berlaku, itu sudah cukup. 

Tidak. Puasa itu mesti juga terarah kepada orang lain. Kita suci saat, karena berpuasa, kita mampu bersahabat dengan semua orang. Kita saleh saat, karena berpuasa, sedekah kepada sesama kita jalankan dengan baik. Kita juga bertumbuh sebagai pribadi yang baik saat, karena berpuasa, kita terbiasa untuk berbuat baik. Bukan saja hanya dalam waktu berpuasa, namun juga dalam waktu seterusnya.

Inilah puasa yang sejatinya. Dia lahir dari hati karena berkaitan dengan pengolahan hati. Saat itu kita berfokus pada kebijaksanaan Ilahi dan membuahkan kasih kepada sesama yang ada di sekitar. 

Selamat berpuasa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline