Hei, banjir datang, banjir datang. Di mana? Di mana-mana, hampir di seluruh daerah di negara kita.
Seperti yang sudah-sudah, kita harus bergotong-royong membantu para korban.
Sebenarnya, jika ada korban, berarti ada pelaku. Kalau begitu sambil membantu korban, kita harus temukan pelakunya juga agar tidak ada lagi korban untuk waktu selanjutnya. Tetapi siapa?
Mereka disebut sebagai korban banjir. Jika kita menyebut korban pembunuhan berarti ada pelaku pembunuhan. Oleh karena itu, jika ada korban banjir berarti ada pelaku banjir.
Tapi, bukankah banjir adalah benda mati yang bergerak seturut hukum alam. Kalau hujan turun, lalu selokan penuh dengan sampah dan tidak ada pohon-pohon yang menahannya, maka akan ada genangan besar di sekitar kita, dan itulah banjir.
Jika demikian, banjir bukanlah pelaku terhadap korban banjir tetapi akibat dari suatu keadaan yang diciptakan untuk ia alami dengan sendirinya.
Kalau begitu, pertanyaan yang paling tepat ialah siapa pencipta situasi itu?
Hm,, sebenarnya jika kita tanya, pasti tidak ada yang mau ngaku. Karena itu marilah kita kenali bersama apa kriteria dari pencipta situasi itu, sehingga kita pun bisa tahu barangkali kita termasuk di dalamnya. Dengan demikian, saat banjir melanda kita tidak segera saling mempersalahkan, tetapi saling mengoreksi tentang apa yang sudah kita perbuat terhadap lingkungan sekitar kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H