Lihat ke Halaman Asli

Dedy Padang

Orang Biasa

Pengalaman Perdana Naik Pesawat

Diperbarui: 22 Januari 2021   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana di dalam pesawat. (Dok.pri) 

Suatu hari saya diminta untuk menemani seorang saudara pergi berobat ke Medan. Saudara kami ini sudah lama menderita penyakit jantung. Beliau juga sudah pernah diperiksa di salah satu Rumah Sakit yang ada di Jakarta. Jadi kepergian kami ke Medan itu untuk melakukan pemeriksaan kembali tentang keadaan jantungnya setelah mendapat perawatan sebelumnya dari Jakarta.

Untuk pergi ke Medan, kami naik pesawat. Sebenarnya, bagi sebagian orang, pengalaman naik pesawat mungkin merupakan suatu pengalaman yang biasa. Namun bagi saya sendiri, pengalaman itu justru merupakan pengalaman yang luar biasa.

Ada dua alasannya. Pertama, karena saat itu merupakan pengalaman perdana bagi saya naik pesawat. Seumur hidupku, barulah saat itu saya naik pesawat. Oleh karena itu, saat mengetahui kalau kami akan naik pesawat, saya sangat bersuka cita.

Dari komunitas, kami diantar oleh supir menuju bandara. Setibanya di bandara, mata ku tiada henti melihat semua hal yang ada di bandara tersebut. Mulai dari lokasinya, pintu masuk ke dalam bandara yang dijaga ketat oleh satpam, kemewahannya dan banyaknya orang yang berada di sana, menarik perhatianku.

Saya juga melihat para petugas yang bekerja di bandara, mulai dari tukang periksa tiket, petugas validasi swab antigen, petugas pemeriksa barang-barang yang kita bawa dan petugas lainnya yang siap membantu untuk mengarahkan para penumpang menuju tempatnya. Mungkin para pemandu penumpang itu hanya baru bertugas jika berhadapan dengan penumpang baru seperti saya karena yang banyak bertanya itu biasanya adalah mereka yang baru saja hendak mengalami pengalaman perdananya naik pesawat, dan saya termasuk di dalamnya.

Namun saya berusaha untuk tidak memperlihatkan kekikukan dalam menghadapi suasana yang sungguh luar biasa itu. Saudara yang saya temani untuk berobat tersebut, telah memiliki pengalaman sebelumnya menaiki pesawat. Dan karenanya saya selalu "mengekor" dari belakang. Untuk urusan Check in, beliau yang melakukannya dan saya berdiri di barisan antri paling belakang untuk menjaga barang bawaan kami.

Ketika urusan Check in selesai, kami menuju ruang tunggu. Di sana ada banyak orang. Dari gerak tubuh yang mereka lakukan, tampaknya mereka sudah terbiasa naik pesawat.

Saat sedang menunggu, tiba-tiba terdengar suara petugas yang memberitahukan kalau pesawat yang kami tumpangi akan berangkat dan kami semua diminta untuk berjalan menuju pesawat melalui pintu yang telah ditentukan. Mendengar suara itu, perasaan ku menjadi semakin bersemangat karena dalam waktu dekat saya akan naik pesawat untuk pertama kalinya.

Saya selalu memperhatikan bagaimana orang-orang melewati pintu keluar menuju pesawat dan saya mengikuti mereka. Saat itu saudara yang saya temani berada di barisan paling depan dan saya tertinggal di belakang karena mengalah kepada orang lain yang terlihat terburu-buru. Itu bukan suatu masalah bagiku karena saya telah mengetahui apa yang perlu saya perlihatkan kepada petugas untuk bisa keluar menuju pesawat.

Ketika telah keluar dari pintu itu, saya segera menyusul saudara ku yang tidak jauh dari saya. Saya segera mengatur posisi tepat di belakangnya agar tidak kewalahan saat masuk ke dalam pesawat, terlebih saat menemukan tempat duduk. Beruntung bahwa saat itu kami duduk berdampingan sehingga saya hanya perlu untuk mengikutinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline