Lihat ke Halaman Asli

Dedy Padang

Orang Biasa

Karena Covid-19 Kami Terpaksa Tanpa Malam Natal dan Tahun Baru

Diperbarui: 6 Desember 2020   23:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Malam Natal dan Tahun Baru (merdeka.com) 

Kami baru saja mengadakan rapat bersama dengan para Dewan Pastoral Paroki Inti (DPPI). Kami mendiskusikan tentang Perayaan Natal dan Tahun Baru. Dan setelah mendengarkan beberapa pendapat dari para DPPI maka kami memutuskan untuk tidak membuka Gereja pada Perayaan Ekaristi Malam Natal dan Malam Tahun Baru, sementara untuk Perayaan Ekaristi di siang harinya, Gereja terbuka seperti biasa.

Perayaan Ekaristi Malam Natal dan Malam Tahun Baru akan ditayangkan melalui Chanel Youtube Paroki.

Sebenarnya kami sangat menyayangkan keputusan itu. Namun melihat kasus covid-19 di tempat kami yang selalu bertambah setiap harinya maka kami terpaksa menerima keputusan itu demi kebaikan bersama.

Dari pemerintah sendiri tidak ada aturan untuk menutup Gereja. Pemerintah hanya mengeluarkan kebijakan agar setiap pertemuan mesti dilakukan dengan mentaati protokol kesehatan. Meskipun demikian kami mengambil kebijakan untuk tidak membuka Gereja dalam Perayaan Ekaristi di malam hari untuk dua Perayaan besar itu, yaitu Natal dan Tahun Baru.

Jika seandainya jumlah kasus baru covid-19 mengalami penurunan maka kami pun pastilah berkenan untuk membuka Gereja. Namun, kenyataannya tidaklah demikian. Setiap hari terdapat kasus baru dalam jumlah yang besar bahkan terkadang semakin besar. Kami khawatir jika Perayaan Malam Natal dan Tahun Baru akan turut menyumbang terjadinya kasus baru covid-19 yang semakin besar.

Dari keputusan ini saya mengerti bahwa kami harus mengambil cara lain untuk menikmati Perayaan iman akan kelahiran Tuhan. Kami tidak boleh memaksakan kehendak dengan bertahan pada cita rasa iman yang kaku untuk membuka Gereja karena sedang merayakan Kelahiran Tuhan.

Saya kira keputusan kami itu tidaklah mengurangi atau pun mendustai iman kami akan Tuhan. Saat itu kami sedang memikirkan diri kami sendiri dan juga orang lain. Tuhan sendiri telah bersabda agar kami saling mencintai satu sama lain dan di masa pandemi ini, bukti cinta itu kami perlihatkan lewat mentaati protokol kesehatan, bahkan harus rela tidak ikut Perayaan Ekaristi secara langsung.

Semoga pandemi ini segera berakhir. Itulah harapan kita bersama. Dan sambil berjalan dalam pengharapan akan itu, mentaati protokol kesehatan adalah sikap utama yang perlu dijaga selalu. Salam sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline