Lihat ke Halaman Asli

Dedy Padang

Orang Biasa

Kapolda Metro Jaya yang Baru Pernah Menangani Kasus Chat Mesum Rizieq

Diperbarui: 18 November 2020   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Irjen Pol Muhammad Fadil Imran (suarajakarta.id) 

Ada satu keseruan yang terjadi dalam peristiwa penggantian Kapolda Metro Jaya, dari Irjen Nana Sudjana kepada Irjen Muhammad Fadil Imran. Seperti yang diberitakan oleh suarajakarta.id (Senin, 16 November 2020), ternyata Kapolda Metro Jaya yang baru pernah menangani kasus chat mesum yang menjerat Habib Rizieq Shihab dan Firza Husein. 

Meskipun dalam penanganan kasus tersebut sudah di SP3-kan, namun penempatan Irjen Muhammad Fadil Imran sebagai Kapolda Metro Jaya nampaknya memiliki kaitannya dengan kasus tersebut.

Ini hanyalah dugaan semata dari penulis yang memiliki pengetahuan receh tentang dunia pemerintahan atau pun dunia perpolitikan. Namun, justru itulah yang membuat penulis berani memberikan komentar demikian agar kiranya mendapat koreksi dari mereka yang ahli di bidang tersebut.

Seperti diketahui bersama bahwa kasus pencopotan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana terjadi saat ia dinilai lalai atau pun gagal dalam menerapkan protokol kesehatan terhadap peristiwa yang melibatkan Habib Rizieq Shihab. Itu terjadi saat besarnya kerumunan yang tercipta di kala kepulangan HRS dari Arab Saudi.

Di masa pandemi saat ini, kerumunan jelas merupakan suatu pelanggaran keras karena menyangkut keselamatan manusia. Namun kerumunan tersebut tetap saja terjadi. Kapolda Metro Jaya, sebagai pihak yang berwewenang dalam hal itu dinilai lalai dalam menerapkan protokol kesehatan.

Muncul dugaan bahwa kelalaian itu disengaja karena seharusnya kerumunan itu bisa dicegah mengingat prediksi kuat yang mengatakan bahwa kepulangan sosok seperti Habib Rizieq tentu akan menimbulkan kerumunan yang besar jumlahnya. Namun itu tidak dilakukan oleh. Kelihatan, meskipun tidak sepenuhnya jelas, bahwa Pihak Kapolda Metro Jaya sengaja memberi toleransi atas kerumunan.

Jika benar bawa Kapolda Metro Jaya memberikan toleransi atas kerumanan tersebut, maka bagi penulis, Bapak Nana Sudjana telah melakukan toleransi yang ilegal. Ia ilegal karena tidak berkesesuaian dengan semangat dari toleransi itu sendiri. 

Tidak ada toleransi terhadap peristiwa yang berpotensi membahayakan keselamatan manusia, sebab keselamatan manusia adalah hukum tertinggi dan segala hukum yang ada tertuju kepada pemenuhan hukum tersebut.

Jika boleh menduga, barangkali "toleransi ilegal" itu terjadi karena relasi yang tercipta di antara kedua belah pihak, antara pihak Kapolda Metro Jaya, Bapak Nana Sudjana, dengan pihak Habib Rizieq Shihab. Bagaimana bunyi relasi itu, pikiran penulis tidak bisa menjangkaunya. Namun boleh jadi, demi menjaga relasi yang ada, toleransi ilegal pun terjadi.

Akhirnya Bapak Nana Sudjana dicopot jabatannya sebagai Kapolda Metro Jaya. Kini beliau menjabat sebagai Koorsahli Kapolri (Kompas.com: Senin, 16 November 2020).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline