Lihat ke Halaman Asli

Dedy Padang

Orang Biasa

Isolasi Mandiri yang Kedua

Diperbarui: 12 November 2020   17:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjalani Swab test sebelum meninggalkan kota Sibolga (Dokumen pribadi)

Saya baru saja kembali dari kota Sibolga dan kini saya sedang menjalani isolasi mandiri. Meskipun sebelum berangkat saya telah melakukan swab test dan hasilnya negatif, namun saya tetap isolasi mandiri karena khawatir dengan kontaminasi-kontaminasi yang kualami selama dalam perjalanan. Saya akan menjalani isolasi mandiri selama 14 hari. Inilah kedua kalinya saya menjalani isolasi mandiri.

Saya tidak pernah menganggap isolasi itu sebagai suatu masalah karena tujuannya untuk kebaikan bersama di komunitas kami. Saya minta izin kepada pimpinan saya untuk tidak ikut dalam kegiatan bersama selama 14 hari dan beliau sangat mendukung.

Bagi saya pribadi, selama sebelum dikeluarkan vaksin covid-19 oleh pemerintah, kesadaran diri untuk mengikuti protokol kesehatan adalah cara satu-satunya untuk bisa bebas dari pandemi ini. Tidak saja bebas untuk diri sendiri, tetapi juga bebas untuk orang-orang yang ada di sekitar kita dengan tidak membuka peluang terjadinya kluster baru.

Lagi pula, untuk masa sekarang ini, tidak ada lagi kerugian yang terjadi jika kita menjalani isolasi mandiri karena gaya hidup dan juga sistem kerja telah dikondisikan sedemikian rupa guna mendukung perlawanan terhadap covid-19. Baik itu bekerja di perkantoran, mengikuti pembelajaran, bekerja di rumah sakit dan pekerjaan-pekerjaan lainnya sudah dikondisikan dengan baik sesuai dengan protokol kesehatan.

Bagi kami, para rohaniwan Katolik, juga memiliki gaya hidup dan sistem kerja yang dikondisikan dengan pandemi sekarang. Seperti saya sendiri, selama menjalani isolasi mandiri, maka saya tidak akan mengikuti kegiatan rohani bersama seperti Perayaan Ekaristi dan Ofisi. Selain itu, saya juga tidak harus masuk kantor untuk mengerjakan tugas saya di kantor paroki. Semuanya sudah dikondisikan dengan baik.

Pengkondisian itu sudah menjadi hal yang biasa karena masa pandemi covid-19 ini sudah berlangsung selama kurang lebih 10 bulan di Indonesia. Jadi, sistem gerak kita pun sudah terbiasa dengan itu dan kita tidak lagi menganggapnya sebagai sesuatu yang ganjil. Malahan, kondisi-kondisi yang demikian ternyata melahirkan berbagai kreatifitas baru yang membuat suasana kehidupan terus berwarna.

Namun, meskipun demikian, kehadiran vaksin covid-19 tetap menjadi harapan kita semua. Covid-19 tidak akan pernah berkesudahan seperti penyakit-penyakit lainnya yaitu flu, demam berdarah, TBC dan lain-lain. Namun dengan hadirnya vaksin, maka covid-19 tidak lagi mencekam.

Mari terus mendukung para ahli dalam segala upaya mereka menghasilkan vaksin covid-19. Mari mendukung para medis dalam upaya mereka merawat dan menyembuhkan para pasien yang telah terpapar covid-19. Mari juga mendukung pemerintah dalam upaya mereka mencegah penyebaran covid-19 di antara kita. Dan terakhir, mari mendukung orang-orang yang ada di sekitar kita agar tidak terpapar covid-19 dengan melakukan isolasi mandiri dengan tulus dan setia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline