Lihat ke Halaman Asli

Dedy Padang

Orang Biasa

Di Nias Ada Acara Syukuran Kematian

Diperbarui: 14 Agustus 2020   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Umumnya kematian selalu menyisakan rasa sedih bahkan rasa sedih yang mendalam. Rasa sedih itu adalah wajar karena adanya sebuah perpisahan dalam waktu yang tidak tertentu. 

Apalagi jika yang meninggal itu merupakan orang yang paling dekat dengan kita, maka kita pun akan merasa sangat sedih. Itulah misteri kematian, yang tidak boleh tidak akan dialami oleh setiap orang di dunia ini.

Tetapi ada yang menarik pada saat saya menjalani TOP (Tahun Orientasi Pastoral) di Nias. Saat itu saya baru selama dua minggu berada di tempat TOP. Lalu ada bapak pengurus Stasi yang datang ke pastoran untuk meminta memberi renungan pada acara syukuran kematian salah seorang umat. Pastor paroki langsung meminta saya sebagai pemberi renungannya.

Setelah bapak itu pergi, saya bertanya kepada Pastor apa maksudnya syukuran kematian dan apa yang mesti saya sampaikan dalam renungan nanti. Lalu pastor itu menjelaskan bahwa syukuran dalam hal ini ialah syukuran atas proses pengurusan yang telah terjadi sejak orang itu meninggal hingga selesai dikuburkan. 

Acara itu diadakan untuk mensyukuri semuanya itu karena telah berjalan dengan baik. Selain itu, acara ini juga menjadi kesempatan untuk mengembalikan semangat keluarga yang berduka. 

Pada acara inilah nantinya kita mengajak keluarga agar tidak larut dalam duka yang mendalam tetapi hidup dalam pengharapan kepada Tuhan tentang adanya kebangkitan badan. Penjelasan dari pastor paroki tersebut membuat saya mengerti apa yang menjadi isi renungan saya nantinya.

Acara syukuran kematian menjadi acara yang baru pertama kali saya jumpai dalam hidupku. Mungkin judulnya berbeda dari acara adat di tempatku karena acaranya hampir sama. 

Namun yang khas dari kebiasaan umat di tempat saya TOP ini adalah acara ini dibuat setelah acara dari pemberkatan dan pemberangkatan jenazah selesai dilangsungkan. Artinya ada waktu yang diambil secara khusus untuk melangsungkan acara ini.

Kalau saya perhatikan, acaranya seperti sebuah pesta besar. Selain seluruh keluarga yang berduka, hadir juga pemerintah daerah, kepala adat dan anggota Gereja. Bagi saya, itulah sikap batin mereka dalam menghadapi kematian sanak keluarga, tidak dibawa larut dalam kesedihan tetapi dalam pesta. 

Pesta yang membangkitkan pengharapan akan janji Tuhan bagi orang yang beriman kepada-Nya, yaitu bahwa setiap orang yang meninggal dunia kelak akan dibangkitkan pada akhir zaman. Dengan itu saya bisa mengerti mengapa judul untuk acara tersebut dibuat "Syukuran Kematian".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline