Lihat ke Halaman Asli

Dedy Padang

Orang Biasa

Bertemu Allah Dalam Tugas Kampus

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat Rm. Very selaku dosen mata kuliah Wahyu dan Iman memberi tugas untuk menuliskan pengalaman pribadi yang membawa kami pada Wahyu Allah saya menjadi sibuk untuk bermenung. Saya berusaha menemukan suatu pengalaman yang pernah saya alami yang membawa saya bertemu dengan Allah atau ada seruan Allah di dalamnya. Pertanyaan yang sering muncul dalam pikiran saya ialah kapan saya pernah menyadari kehadiran Allah, kapan saya merasa bersyukur karena telah memperoleh rahmat dari Allah, kapan saya tergerak hati untuk berserah diri pada Allah sebagai konsekuensi dari pengalaman hidupku dan pengalaman manakah yang menyadarkanku pada kehadiran Allah. Inilah fokus pikiran saya. Namun entah kenapa saya sungguh kesulitan untuk menjawabnya. Saya coba membuka-buka buku harianku siapa tahu ada pengalaman yang pernah saya catat sebelumnya, tetapi saya tidak menemukannya. Isi buku harianku terkesan sangat garing, barangkali karena saya menulisnya dengan asal-asalan, tidak dengan permenungan yang mendalam.

Akhirnya setelah bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut sampailah saya pada beberapa pertanyaan yang nantinya menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaanku tadi. Pertanyaan-pertanyaannya ialah; Apakah saya tidak punya pengalaman bertemu dengan Allah? Apakah saya tidak pernah mengalami kehadiran Allah dalam setiap waktuku? Mengapa saya sulit menemukan pengalaman bertemu dengan Allah? Apakah Allah memang tidak pernah hadir dalam hidupku atau sebaliknya, sayalah yang terlalu sibuk dalam setiap tugas harianku sehingga saya lupa mengambil waktu untuk merenungkan kehadiran Tuhan dalam harianku? Terlalu sibukkah saya sehingga pikiranku tidak bisa fokus untuk menyadari kehadiran-Nya?

Pertanyaan-pertanyaan itu membawa saya pada kesadaran bahwa saya sedang mengalami kehadiran Tuhan. Di mana? Dia ada dalam pertanyaan-pertanyaan tersebut. Wujud-Nya bagaimana? Wujud-Nya ialah berupa pemahaman bahwa saya jarang memberi waktu untuk menjalin relasi dengan-Nya.

Tugas dari Rm. Very menjadi kesempatan bagi saya merenungi bagaimana relasi saya dengan Tuhan. Tugas tersebut menjadi suatu perintah bagi saya untuk mulai memberi waktu kepada Tuhan yang selama ini sering terabaikan olehku. Inilah Wahyu Allah bagiku. Tugas tersebut bukan hanya sekedar untuk memenuhi tuntutan kampus, tetapi juga menjadi Wahyu Allah yang berseru kepada diriku untuk menyadari kehadiran-Nya dalam setiap waktuku. Dan menurut pendapat saya, sarana yang baik dan cocok bagiku untuk menyadari kehadiran-Nya ialah dengan rajin membuat refleksi harian, berdoa pribadi dan merenungkan sabda-Nya dalam Kitab Suci dan buku-buku rohani lainnya. Kalau saya perhatikan kegiatan-kegiatan tersebut menjadi jarang saya lakukan karena terabaikan oleh tugas-tugas pribadiku yang sifatnya egois yaitu tuntutan dari kesenangan pribadiku. Saya sangat bersyukur bisa mendapat tugas ini dan berjanji untuk bertekun dalam menjalin relasi kepada Tuhan yang telah memanggil diriku untuk menjadi abdi-Nya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline