Lihat ke Halaman Asli

Start Tahun Politik 2014, Tidak Ada Media yang 100% Menyampaikan Berita Secara Berimbang

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


2014 !!!! orang bilang tahun 2014 adalah tahun Politik.

Tahun dimana masyarakat akan disuguhi intrik-intrik kaum politisi demi memperoleh dukungan masyarakat dalam memenuhi hasrat kekuasaan mereka.

Disadari atau tidak, sat ini sudah dimulai start menuju tahun politik 2014. Lihat saja, kasak kusus calon presiden (capres) mulai merajai headline berbagai media, baik cetak, elektronik maupun online. Belum lagi trik-trik busuk perang argumentasi yang saling menyudutkan musuh politik satu sama lain. Baik antar partai maupun antar politisi partai, semakin memanaskan suasana start tahun politik 2014.

Kasak – Kusuk Partai Politik

Kita lihat saja mulai dari prahara partai demokrat, dimana kasus M. Nazarudin begitu menarik perhatian masyarakat, seolah partai pemerintah tersebut sedang dihakimi secara publik dengan berbagai argumentasi lawan-lawan politik baik di media cetak, elektronik amupun online. M. Nazarudin menjadi celah untuk mengutuk partai demokrat sebagai sarang kuruptor. Kemudian disusul dengan kasus yang mneyeret Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Begitu hebohnya sampai kediaman pribadi anas menjadi tongkrongan para pewarta dari berbagai media. Lagi-lagi partai demokrat menjadi sasaran tembak yang empuk bagi lawan politik. Satu lagi, lebih fokus pada setiap kebijakan yang diambil pemerintah “Presiden SBY”, seolah menjadi olok-olok menarik ketika kebijakan yang diambil tidak menyentuh kepentingan publik. Mulai dari kenaikan harga daging sapi, pembangunan jembatan selat sunda (JSS), kenaikan BBM, BLSM, sampai penyelesaian kasus-kasus yang terkait dengan SARA.

Kemudian partai keadilan sejahtera (PKS), meski menjadi partai pendukung pemerintah, acapkali tindakan PKS tidak mencerminkan sebagai partai pendukung pemerintah. PKS lebih banyak bergerak diluar koridor partai pendukung. Membentengi setiap tindakan dengan mengatasnamakan rakyat, tetapi secara kasat mata hanyalah kamuflase untuk mencari selamat menuju kontes tahun politik 2014. Mulai dari pro kontra kenaikan BBM, pengesahan anggaran perubahan 2013 dan masih banyak hal lain, dimana PKS berada diluar lingkaran partai koalisi. Namun tidak lama setelah itu, PKS kesandung dengan kasus impor daging sapi yang melibatkan ketua umumnya. Politisi PKS mati-matian membela sang ketua umum meski harus berhadapan dengan KPK. Disinipun, PKS tidak lepas dari bulan-bulanan lawan politik, bahkan tidak sedikit pengamat yang entah sadar atau tidak, terkooptasi dengan kepentingan pihak lain untuk semakin menyudutkan posisi PKS. Apalagi yang menjadi lawan berhadapan PKS adalah KPK, yang notabene masih dipercaya oleh publik sebagai lembaga yang masih memiliki kredibilitas tinggi. PKS tidak bisa melawan gelombang cemoohan publik meski tidak sepenuhnya PKS bisa dipersalahkan. Tapi itulah politik, dimana ada celah, disitu serangan bertubi-tubi dilancarkan.

Dan yang masih hangat saat ini adalah, tudingan M. Nazarudin tentang adanya banyak proyek pemerintah yang menjadi bancak’an para politisi DPR di senayan.

Mulai dari tudingan terhadap bendahara umum PDI Perjuangan, Olly Dondokambey terkait dengan proyek pembangunan gedung pajak dan pengadaan dua pesawat MA-60 buat maskapai Merpati Nusantara. Kemudian Bendahara Umum Golkar Setya Novanto terkait dengan proyek e-KTP, proyek simulator SIM, Nazaruddin menyebut Wakil Bendum Golkar Bambang Soesatyo, anggota Komisi III DPR Aziz Syamsuddin, Wakil Ketua Komisi VI DPR Benny K Harman dan anggota Fraksi PDIP di DPR Herman Heri terlibat korupsi. Ditambah nama baru yang muncul yakni Fraksi PDIP Trimedya Panjaitan. Dan beberpaa proyek lainnya yang melibatkan politisi senayan dari berbagai partai politik.

Kita lihat saja, kemana berbagai tudingan itu akan mengalir...tinggal media yang menjadi penentu selanjutnya.

Peran Media

Lho, kok tiba-tiba mengkaitkan dengan media!?

Iya, disadari atau tidak... media memegang peranan penting dalam berbagai kasak kusuk keributan politik diatas. Media-lah yang menjadi mediator dalam menyampaikan ke publik hingga menjadi sebuah isue menarik yang diperbincangkan dan diperdebatkan. Amunisi lawan politik dapat dipastikan banyak diperoleh dari informasi di media.

Begitu juga dengan para pengamat, dimana kadang pengamat-lah yang semakin memperkeruh suasana dengan berbagai argumentasi yang memprovokasi munculnya argumentasi baru yang semakin melebar.

Media menjadi kunci utama dalam start menuju ke tahun politik 2014. Lewat media, publik mengetahui banyak hal yang terjadi di kancah perpolitikan nasional. Lewat media pula publik secara tidak langsung digiring untuk berargumen tentang isu-isu yang sedang berkembang.


Namun, apakah semua media bersikpa netral? Tidak semua.

Banyak media yang berafiliasi atau bahkan menjadi corong politisi tertentu dalam menghembuskan isu atau bahkan menggiring opini publik untuk menghakimi pihak lain dalam suatu kasus. Media memanfaatkan emosi publik dengan menyampaikan berita yang setengah-setengah.

Disinilah kita harus mulai berhati-hati menerima informasi dari berbagai media. Publik harus lebih pandai menyaring berbagai publisitas berita media secara berimbang.


Ingat, ini start tahun politik... kalau boleh jujur, tidak ada media yang 100% menyampaikan berita secara berimbang. Baik itu dalam arti positif, maupun negatif.

Silahkan... anda sendiri yang bsia menilai...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline