Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia. Banyaknya jumlah penduduk di suatu negara semestinya bisa menjadi sebuah tolok ukur kemajuan negara, namun hal itu bisa terjadi jika diiringi dengan SDM yang berkualitas.
Maka upaya yang harus dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah dengan menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kapasitas atau berkuliatas. Oleh karena itu langkah awal yang harus ditempuh yaitu dengan memperbaiki berbagai aspek dan bidang, dan salah satunya dalam bidang Pendidikan.
Pada dasarnya Pendidikan adalah sesuatu yang mulia. Pendidikan mampu ntuk meningkatkan dan mengembangkan harkat dan martabat manusia. Mampu memperbaiki kualitas diri yang lebih mumpuni dalam seluruh aspek kehidupan, dan dengan Pendidikan manusia lebih mengenal seluruh makhluk sang pencipta seluruh alam semesta. Baik manusia dari selurh belahan dunia, binatang-binatang di darat, udara atau air, dan tumbuh-tumbuhan dalam berbagai jenis.
Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar untuk menghasilkan peserta didik yang secara aktif. Serta menciptakan lingkungan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Hal tersebut untuk membangkitkan kecerdasan, moralitas, pengendalian diri, serta kekuatan keagamaan dan spiritual yang diperlukan bagi dirinya, komunitasnya, negaranya. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003.
Namun jika kita melihat keadaan saat ini, Pendidikan mulai kehilangan esensinya. Di era globalisasi sekarang ini budaya-budaya Barat dengan mudahnya masuk dan merusak moral dan etika generasi Bangsa. Maka hal tersebut menjadi tantangan baru bagi pemerintah dan segenap Akademisi untuk menjawab dan menyelesaikan masalah tersebut. Oleh sebab itu sudah seharusnya Pemerintah dan segenap Akademisi melakukan sebuah transformasi. Karena zaman telah berkembang begitu cepat dan pesat. Laju globalisasi yang pesat akan menghambat dan merusak generasi bangsa dari segi Budaya dan etika.
Era globalisasi telah terjadi beberapa tahun ke belakang hingga sekarang. Globalisasi mengubah sudut pandang dan gaya kehidupan sehari-hari, seperti di negara muslim yaitu Indonesia. Ketergantungan dan terbawa gaya hidup barat yang menjarah generasi muda Indonesia. Arus yang cepat dan bervariasi, membuat gaya hidup semakin global, seperti gaya berpakaian, makan, dan gaya hidup.
Terutama di generasi muda yang berdampak dalam beberapa aspek dan sektor kehidupan, seperti: ekonomi, sosial, keagamaan, dan yang terutama Pendidikan di sektor Pendidikan. Globalisasi sangat memberikan pengaruh besar dalam penyelenggaraan pendidikan. Mulai dari tujuan, proses, hubungan antara Guru dan siswa sehingga berdampak pada etika dan moral, yang juga berpengaruh dengan metode yang diberikan. Karena ada aspek yang bersifat materialistik dan mengikuti budaya barat.
Bahkan yang terjadi saat ini para orang tua atau siswa mereka lebih mempertimbangkan untuk memilih lembaga pendidikan yang mampu menjamin masa depan mereka untuk hidup yang berkecukupan, tanpa mementingkan bagaimana etika dalam bersikap, berucap dan berpakaian. Tentu hal ini sangat melukai pendidikan secara umum dan sudah jauh dari tujuan mulia Pendidikan.
Tentu saja hal ini mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap bagaimana anak-anak bangsa berkembang sebagai individu. Indonesia mempunyai budaya dan kepribadian khas yang mendukung moral dan nilai-nilai dalam masyarakat, ramah tamah, memiliki ambang batas toleransi yang tinggi, serta saling menghormati dan membantu satu sama lain. Oleh karena itu, pendidikan sangat penting untuk menjaga kualitas-kualitas dan budaya tersebut.
Salah satu unsurnya adalah mengatasi dampak globalisasi terhadap pendidikan,. Karena tingkat pendidikan suatu negara menentukan sejauh mana kemajuannya. Pengembangan Kamil atau kesempurnaan manusia menuju ketaatan kepada Allah dan kenikmatan hidup dunia dan akhirat merupakan tujuan pendidikan dari sudut pandang agama. Pendidikan dalam di Indonesia harus secara bersamaan memperhatikan dan mengaktualisasikan tiga bidang krusial, yaitu aspek kognitif, emosi, dan psikomotorik.