Lihat ke Halaman Asli

Dedi Iswanto T

Pecinta seni

Ketika Maut Menjemputku

Diperbarui: 17 Desember 2022   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maut menjemput tanpa pernah kita sadari (pexels)

Mereka keluargaku berusaha untuk menolongku
Tapi pada akhirnya kedua kelopak mataku terpejam
Merekapun melepas semua baju yang aku gunakan
Untuk memandikanku yang terakhir kalinya.


Dulu aku mandi dengan kedua belah tanganku
Tapi kini aku dimandikan oleh seluruh keluargaku
Kerabatku bergegas membelikan aku secarik kain
Kain kebesaran terakhir yang harus aku gunakan
Kain mewah yang tak semua orang bisa memakainya yang mereka beri nama Kafan
Hanya kapur barus menjadi pewangi dan bekalku.


Lalu Mereka masukan aku kedalam kendaraan terakhirku yang mereka sebut keranda.
Aku yang biasanya sholat sendiri kini harus disholatkan
Berada paling depan bahkan didepan imam
Mereka sholatkan aku dengan sholat tanpa ruku dan sujud.

Dan pada akhirnya mereka membawaku ke istana ketempat peristirahatan sebagai istana terakhirku
yang mereka sebut liang lahat
Istri,anak,sanak saudara dan kerabatku meninggalkanku sendiri
Tak ada yang mau menemani
Aku benar benar sendirian.

sesungguhnya aku tidak beristirahat
Namun aku tidur sejenak untuk menanti entah vonis apa yang akan aku terima,tangisku,taubatku sudah terlambat.

Semoga Allah merahmati kita semua

Sumber: Kumpulanpuisikecilku.blogspot.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline