adalah program yang mampu mentransmisikan data melalui jaringan tanpa bantuan komputer dan manusia (Pangestu et al., 2020; Samsugi et al., 2020). Internet of Things adalah istilah yang menggambarkan koneksi antara perangkat elektronik melalui Internet. IoT digunakan di berbagai sektor termasuk pendidikan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi belajar mengajar. Di era Society 4.0 dan Industri 5.0, dimana teknologi semakin banyak digunakan untuk mempercepat pembangunan sosial dan ekonomi. Saat ini Internet of Things sudah banyak mengalami perkembangan dengan meluasnya penggunaan kemajuan teknologi.
Di era digitalisasi saat ini, masyarakat sangat bergantung pada teknologi (Alita et al., 2020; Gunawan et al., 2020; Nurkholis et al., 2021). Perkembangan teknologi yang pesat saat ini tidak dapat dihindari. Teknologi berperan dalam segala hal, termasuk pendidikan. Oleh karena itu dalam dunia pendidikan perkembangan internet sangat bermanfaat untuk media pembelajaran. Dengan berkembangnya Internet of Things (IoT), Internet juga dapat digunakan untuk keperluan pendukung pembelajaran, misalnya menggunakan internet untuk pembelajaran teori dan praktek serta untuk mendukung kegiatan administrasi (Prihatmoko, 2016).
Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia 3 tahun lalu memberikan banyak dampak pada berbagai bidang kehidupan, salah satunya yang paling terpukul yaitu dalam bidang pendidikan (Hardyanto, 2017; Dhika & Destiawati, 2018). Proses pembelajaran yang awalnya dilakukan secara offline dan berlangsung di kelas secara tatap muka, kini telah berubah menjadi pembelajaran melalui sistem online (daring). Hal itu sesuai dengan peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang menerbitkan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Petunjuk Tata Cara Penyelenggaraan Pembelajaran di Rumah Selama Masa Krisis Penyebaran Covid-19. Peraturan ini merupakan upaya pemerintah untuk menekan penyebaran virus Covid-19 di masyarakat, khususnya di kalangan pelajar. Tujuan dari kebijakan ini adalah menjadikan e-learning sebagai satu-satunya pembelajaran yang memungkinkan, meskipun tidak dapat dilaksanakan secara optimal.
Diberlakukannya sistem pembelajaran online memaksa dan mendorong semua komponen pendidikan untuk cepat beradaptasi dengan teknologi informasi, di mana hal ini teknologi informasi menjadi satu-satunya solusi dari permasalahan pembelajaran online. Namun, dibalik sisi "memaksa" seluruh komponen untuk cepat tanggap dan beradaptasi, hal ini justru mempercepat proses transformasi digital pendidikan di mana hal ini sejalan dengan Revolusi Industri. Namun, pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan selama lebih dari 1 tahun ini mulai menimbulkan masalah baru di dunia pendidikan. Beberapa masalah yang mulai timbul yaitu ketergantungan siswa pada teknologi, masalah psikis dan sosial pada siswa serta learning loss.
Kegiatan pembelajaran yang terus dilaksanakan secara online menjadikan siswa mengakses penuh gadget dan teknologi selama lebih dari 12 jam. Hal ini dikarenakan siswa harus mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas. Penggunaan teknologi yang berlebih oleh siswa menjadikan siswa ketergantungan terhadap teknologi. Siswa yang terbiasa dengan pembelajaran online mungkin merasa sulit kembali ke pembelajaran tatap muka/ offline, di mana mereka merasa kesulitan dalam memperoleh informasi tanpa adanya bantuan teknologi. Hal ini juga bisa tergantung pada kemampuan siswa dalam mengakses teknologi, siswa yang dapat mengakses teknologi secara penuh dan bebas akan meningkatkan rasa ketergantungan mereka terhadap teknologi yang tersedia. Hal ini justru berbanding terbalik dengan siswa yang kurang memiliki akses terhadap teknologi ataupun mempunyai keterampilan teknologi yang rendah (Salsabila et al., 2022).
Pada pembelajaran online di masa pandemi ini juga terjadi learning loss. Learning loss atau kehilangan pembelajaran merujuk pada situasi ketika siswa kehilangan kemampuan dan pengetahuan yang seharusnya mereka pelajari selama masa pembelajaran yang normal. Beberapa faktor yang menyebabkan siswa mengalami learning loss saat pembelajaran online adalah sulit untuk fokus dan berkonsentrasi karena mudah teralihkan oleh lingkungan, kurangnya akses ke teknologi dan sumber daya pembelajaran, kurangnya dukungan dari orang tua dan keluarga, kurang berolahraga, serta kurangnya interaksi sosial siswa.
Learning loss ini dapat berdampak pada kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, terutama bagi siswa yang kesulitan mengikuti proses pembelajaran online (Komalasari, 2020). Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengatasi masalah ini, seperti memberikan lebih banyak bantuan dan dukungan kepada siswa yang membutuhkan, menyediakan akses teknologi dan bahan-bahan pembelajaran yang memadai, serta memastikan proses pembelajaran online dijalankan secara efektif. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan kesehatan mental siswa dan guru. Proses pembelajaran online dapat memperparah stres dan kelelahan mental yang dialami oleh siswa dan guru selama masa pandemi.
Pandemi Covid-19 mengakibatkan sebagian besar sektor seperti bisnis, industri dan sistem pendidikan menjadi digital. Salah satu pemanfaatan IoT dalam pendidikan yang marak saat ini adalah penggunaan aplikasi Zoom dan Google Classroom yang memudahkan interaksi antara guru atau dosen dengan siswanya. Adopsi teknologi IoT di masa pandemi sangat berdampak pada sektor pendidikan di mana proses belajar mengajar menjadi lebih mudah dan mahasiswa tidak perlu ke kampus untuk mengikuti perkuliahan sehingga mengurangi interaksi tatap muka yang dikhawatirkan membuat penyebaran virus semakin meluas.
Maraknya aplikasi video conference dan aplikasi pembelajaran yang banyak digunakan dalam proses belajar mengajar menunjukkan bahwa Indonesia siap menghadapi Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 di masa depan (Di & Society, 2022; Arsana, 2021). Pada dasarnya pandemi Covid-19 memaksa semua sektor untuk selalu berinovasi dan menyusun strategi di tengah keterbatasan kelangsungan hidup dan pembelajaran di haruskan untuk mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah dengan mengupayakan cara belajar mengajar yang baru untuk menekan angka penyebaran virus Covid-19. Berbagai upaya telah dilakukan dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya peningkatan kualitas pembelajaran dengan menggunakan teknologi khususnya IoT.
Pendidikan berbasis IoT memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan menghadirkan pengalaman pembelajaran yang lebih adaptif, interaktif, dan personal bagi siswa. Dengan menggunakan teknologi IoT, siswa dapat memperoleh akses ke berbagai sumber daya pembelajaran dari mana saja dan kapan saja, serta terlibat dalam proyek-proyek penelitian yang melibatkan pengumpulan dan analisis data dari berbagai perangkat terhubung.
Selain itu, dengan menggunakan teknologi IoT, guru dapat memantau dan mengevaluasi pembelajaran siswa dengan lebih efisien dan memberikan umpan balik yang lebih terarah dan personal kepada siswa. Teknologi IoT juga dapat digunakan untuk memantau lingkungan kampus dan mengoptimalkan fasilitas yang ada sehingga menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih produktif dan nyaman bagi siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H