Lihat ke Halaman Asli

dedi efendi

Pengawas Madrasah

Hikmah dari Wasiat Raja Iskandar Zulkarnain: Pesan tentang Kehidupan dan Kematian

Diperbarui: 20 Januari 2025   06:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Kehidupan ibarat perjalanan panjang yang penuh liku, sedangkan kematian adalah tujuan akhir yang tak seorang pun mampu menghindar darinya. Sebagai salah satu tokoh besar dalam sejarah, Raja Iskandar Zulkarnain tidak hanya dikenal karena kekuatan militernya, tetapi juga kebijaksanaannya. Kisah menjelang wafatnya memberikan kita pelajaran berharga tentang arti hidup, kematian, dan apa yang benar-benar penting dalam perjalanan manusia di dunia ini.

Ketika ajalnya sudah dekat, Iskandar Zulkarnain memberikan tiga permintaan terakhir kepada panglima perangnya. Permintaan-permintaan ini terlihat sederhana, tetapi di baliknya tersimpan pesan mendalam yang relevan hingga kini.

Permintaan Pertama: Dokter Terbaik untuk Mengusung Peti Mati

Raja Iskandar meminta agar peti matinya diusung oleh dokter-dokter terbaik dari seluruh penjuru dunia. Ketika ditanya alasannya, ia menjawab dengan penuh keteguhan:
"Aku ingin dunia tahu bahwa sehebat apa pun kemampuan manusia, kematian adalah takdir yang tidak bisa dihindari. Bahkan dokter terbaik pun tak mampu menahan maut ketika Allah telah berkehendak."

Pesan ini begitu kuat. Di tengah kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, sering kali kita lupa bahwa hidup dan mati adalah sepenuhnya kuasa Tuhan. Kita boleh saja berusaha menjaga kesehatan, tetapi pada akhirnya, takdir setiap manusia ada di tangan-Nya. Seperti kata Epictetus, filsuf Stoik terkenal:

"Kematian itu bukan sesuatu yang harus ditakuti. Yang penting adalah bagaimana kita menjalani hidup sebelum kematian itu tiba."

Permintaan Kedua: Menebar Koin Emas Sepanjang Jalan

Permintaan berikutnya adalah agar seluruh koin emas dan harta kekayaan milik Iskandar disebarkan di sepanjang jalan dari istana menuju pemakamannya. Panglima yang kebingungan kembali bertanya, dan sang raja menjelaskan:
"Aku ingin dunia tahu bahwa harta yang kita kumpulkan di dunia ini tidak akan kita bawa ke akhirat. Segala kekayaan hanya bermanfaat selama kita hidup, tetapi setelah itu, semuanya kehilangan maknanya."

Harta sering kali menjadi tujuan utama manusia, tetapi apa gunanya semua kekayaan jika kita meninggalkan dunia ini dengan tangan kosong? Hal ini mengingatkan kita pada nasihat Mahatma Gandhi:

"Kekayaan sejati bukanlah apa yang kita miliki, tetapi apa yang kita bagikan kepada orang lain."

Pesan ini mendorong kita untuk melihat kekayaan sebagai alat, bukan tujuan. Kita diingatkan untuk memanfaatkan harta untuk membantu sesama, bukan hanya untuk memuaskan keinginan pribadi.

Permintaan Ketiga: Tangan Keluar dari Peti Mati

Permintaan terakhir sang raja adalah agar salah satu tangannya dibiarkan keluar dari peti mati, tergantung dan terlihat oleh semua orang yang menyaksikan prosesi pemakamannya. Ketika panglima bertanya alasannya, Iskandar menjawab dengan mata berkaca-kaca:
"Biarkan tangan ini tergantung di luar peti mati agar dunia tahu bahwa manusia lahir dengan tangan kosong dan akan pergi dari dunia ini dalam kondisi yang sama---tidak membawa apa pun."

Kalimat ini begitu menggugah. Manusia sering kali terjebak dalam keinginan untuk memiliki lebih banyak---lebih banyak harta, lebih banyak kekuasaan, lebih banyak penghargaan. Namun pada akhirnya, kita hanya akan meninggalkan jejak amal, bukan tumpukan benda. Seperti kata Albert Camus:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline