Lihat ke Halaman Asli

dedi efendi

Pengawas Madrasah

Makan "Bajamba": Tradisi Sakral Masyarakat Minangkabau dalam Memperingati Hari-hari Besar Islam

Diperbarui: 20 Desember 2024   21:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sumatera Barat, dengan masyarakat Minangkabau yang kaya akan budaya dan adat istiadat, memiliki tradisi unik yang tidak hanya mencerminkan kekayaan budaya tetapi juga nilai-nilai Islam yang kuat. Salah satu tradisi tersebut adalah makan bajamba, sebuah prosesi makan bersama dalam satu jamba atau nampan besar. Tradisi ini kerap menjadi bagian tak terpisahkan dari peringatan hari-hari besar Islam seperti Maulid Nabi, Isra' Mi'raj, dan menyambut datangnya bulan suci Ramadan.

Dalam masyarakat Minangkabau, makan bajamba bukan sekadar acara makan bersama. Tradisi ini merupakan simbol kebersamaan, gotong royong, dan penghormatan kepada nilai-nilai agama. Pada hari-hari besar Islam, makan bajamba menjadi momen penting untuk memperkuat hubungan sosial, menyampaikan pesan keagamaan, dan meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT.

Makan Bajamba dalam Peringatan Hari Besar Islam

1. Maulid Nabi Muhammad SAW

Perayaan Maulid Nabi di Minangkabau biasanya diawali dengan kegiatan keagamaan seperti pengajian, pembacaan maulid, atau tausiyah. Sebagai puncak acara, makan bajamba digelar dengan suasana sakral dan penuh kebersamaan.

  • Makna Spiritual: Dalam konteks Maulid Nabi, makan bajamba mengajarkan umat untuk meneladani kehidupan Rasulullah SAW yang penuh kasih sayang dan kepedulian kepada sesama.
  • Prosesnya: Setelah acara doa bersama, jamba-jamba berisi aneka hidangan khas Minangkabau seperti nasi kunyit, rendang, gulai ayam, dan sambal lado diletakkan di tengah-tengah lingkaran jamaah. Semua orang makan bersama dengan penuh kesopanan dan rasa hormat.

2. Isra' Mi'raj

Isra' Mi'raj diperingati dengan berbagai kegiatan keagamaan, salah satunya adalah makan bajamba. Tradisi ini menjadi sarana mempererat hubungan sosial sekaligus merefleksikan makna spiritual perjalanan Rasulullah SAW ke Sidratul Muntaha.

  • Pesan Moral: Isra' Mi'raj mengajarkan pentingnya ibadah, khususnya salat. Dalam makan bajamba, nilai kebersamaan seolah menjadi pengingat bahwa keberkahan hidup tidak terlepas dari hubungan baik dengan sesama.
  • Kebersamaan: Masyarakat dari berbagai kalangan, termasuk anak-anak hingga orang tua, duduk bersama menikmati hidangan. Tradisi ini menciptakan suasana harmonis yang melibatkan semua generasi.

3. Menyambut Bulan Suci Ramadan

Sebagai bulan yang penuh keberkahan, Ramadan selalu disambut dengan suka cita oleh masyarakat Minangkabau. Makan bajamba menjadi tradisi yang mengawali bulan puasa, biasanya diadakan sehari sebelum Ramadan atau pada malam Tarawih pertama.

  • Makna Persiapan: Tradisi ini melambangkan kesiapan mental dan spiritual untuk menjalani ibadah puasa. Hidangan yang disajikan biasanya sederhana namun sarat makna, seperti nasi putih, ikan gulai, dan sayur-sayuran.
  • Doa Bersama: Sebelum makan, doa bersama dipanjatkan untuk memohon keberkahan dan kekuatan dalam menjalani ibadah selama Ramadan.

Proses Pelaksanaan Makan Bajamba

Makan bajamba diawali dengan persiapan yang melibatkan seluruh anggota komunitas. Berikut adalah proses pelaksanaannya:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline