Lihat ke Halaman Asli

dedi s. asikin

hobi menulis

Wawasan Kebangsaan Novel Baswedan, Lihat Mata Kirinya!

Diperbarui: 14 Mei 2021   17:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Si Raditya temenku di FB kemarin kirim messenger, begini ; Kang haji bilang tuh sama Ngabalin (maksudnya Ali Muhtar Ngabalin deputy utama KSP), kalau mau tahu wawasan kebangsaan  seorang Novel Baswedan, tatap saja mata kirinya. Itulah ciri dan bukti, bukan hanya wawasan tapi nilai kebangsaan yang yang dia miliki. Ngabalin punya bukti apa ? Semua masih utuh. Temasuk sorban yang "meleteng", kaya orang Emirat beneran. Lebih gagah dari sorban alm. ustadz Tengku Zulkarnain.

Ngabalin tambah "Nyebelin" saja tuh, tulis si Adit di akhir messenger nya.

Saya pikir ini orang nyorocos bener. Kalau kata orang Garut "kaya kacang ninggang Cikajang" (yang bener kaya kacang ninggang kajang) saja. Untung dia posting di messenger, coba kalau di beranda. Kalau kebaca "ustadz"  Ngabalin habis tuh si Adit dicaci maki. Entah dibilang apa. Wong profesor Faizal Basri saja dibilang "otak sungsang".

"Congor" Ngabalin memang dikenal  "sangar". Siapa pun yang berani ngatain" negatif soal istana pastilah dia pasang badan. Dia memang sedang jadi "ponggawa". Sedang jadi "ulubalang" kerajaan.

Maka nyaris tanpa saringan, apa  yang dilakukan, apa diperintahkan "Paduka Yang Mulia", itulah yang benar menurut Ngabalin.

Si Radit nyerocos,  nyaris tanpa helaan nafas. Intinya dia empati dan simpati terhadap 75 orang pegawai KPK yang dinonaktifkan Firli Bahuri.

Termasuk di dalamnya Novel Baswedan. Kata Radit, Wawasan itu bukan soal kata-kata, bukan tanya jawab. Wawasan kebangsaan itu ada di hati, ditindak lanjuti tindakan  untuk kemanfaatan  banyak orang. Wawasan itu soal integritas dan kerja keras.

Itu semua telah ditunjukan oleh seseorang yang bernama Novel Baswedan. Sejak bertugas di Komisi Pemberantasan Korupsi tahun 2007, Komisaris Polisi  Novel Baswedan  telah melakukan banyak hal untuk memerangi ordinary crime. Bersamanya, KPK mendapat aplaus dan pujian masyarakat sebagai lembaga penegak hukum yang terbaik. Lebih-baik dari 2  lembaga lainya yang dinilai "letoy".

Novel telah menunjukan wawasan kebangsaan dengan mengungkap korupsi kasus simulasi pembuatan SIM ekektronik. Ia cukup bernyali menggusur Kakorlantas Irjen Joko Susilo ke penjara. Kasus itulah yang memicu ketegangan antara KPK dengan Polri. Kasus itu pula yang kemudian melahirkan wacana "perang cecak lawan buaya".

Masih gak kapok, Novel juga yang mentersangkakan Komjen Budi Gunawan sehingga gagal menjadi Kapolri.  Dan membuat Jokowi dan Megawati gigit jari dan kehilangan harga diri.

Novel juga yang memburu dan menggusur pulang  koruptor kakap Nazarudin dari tempat persembunyiannya di columbia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline