Lihat ke Halaman Asli

Dedi Ems

Freelancer

Gara-gara Covid-19, Driver Online Jadi "ODP" dan Semakin Parah

Diperbarui: 3 April 2020   01:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG


Sayup-sayup menjelang melewati tengah malam menuju dini hari tanggal 31 Maret 2020 terdengar suara curhatan driver on-line di radio yang sangat terkenal di Surabaya. Kebetulan malam itu mata saya belum mau dipejamkan meski sudah melewati tengah malam.

Pembicaraan sang driver dengan penyiar radio tersebut menjadi menarik perhatian, dan membuat mata saya kembali tebuka lebar. Sisi kemanusiaan saya menjadi tersentuh sangat dalam meski diskusi tersebut disampaikan dengan santai.

Pada satu momen terdengar ketawa lepas ke dua orang tersebut; penyiar dan sang driver. Karena dengarnya sambil tidur-tiduran, saya gak nangkap sang driver tersebut sebagai driver sepeda motor (ojek) atau mobil/taksi.

Dengan semakin maraknya serangan Covid (Corona virus deseas)-19 di Indonesia, dampak negatifnya dari ke hari semakin terasa. Korbannya di Indonesia hingga pukul 12.00 WIB tanggal 30 Maret 2020 yang disampaikan juru bicara Covid-19, Achmad Yurianto, dalam siaran di channel You Tube BNPB, yang diberitakan detiknews Senin 30 Maret 2020 jam 22.14 WIB:

Pasien positif Corona total 1.414 kasus, meninggal dunia menjadi 122 orang, dan yang sembuh 75 orang. Di dunia mengutip APF, detiknews Selasa 31 Maret 2020 jam 00.59 WIB menginformasikan sudah ada 35.905 orang meninggal. Setidaknya ada 26.076 kematian ada di Eropa. Secara global lebih dari 740.000 kasus terinfeksi di 183 negara.

Ini baru dampaknya terhadap korban manusia. Dampaknya terhadap sisi-sisi kehidupan manusia lainnya sangat dan semakin luas, termasuk terhadap sosial, ekonomi dan budaya.

Berbagai upaya dan usaha telah dilakukan oleh pemerintahan negara masing-masing di dunia untuk mengurangi dan menghentikan dampak negatif yang ditimbulkan oleh Covid-19. Mulai dari yang sangat ekstrim (lock down), setengah ekstrim hingga yang soft.

Dan yang paling gencar saat ini dilaksanakan, terutama di Indonesia adalah kebijakan social distancing atau physical distancing.

Meski sudah diambil berbagai langkah untuk menstop penyebaran Covid-19, dampak negatifnya tidak bisa dielakan.

Bahkan tanda-tanda keberhasilan untuk mengurangi wabahnya saja belum terlihat. Jumlah korban manusia dari hari ke hari semakin banyak.

WHO telah menyebutnya sebagai pandemi, penyebarannya terjadi secara global di banyak negara di dunia. Memang di tempat asalnya virus di Wuhan China sudah berhasil dihambat pertumbuhannya. Akan tetapi tidak atau belum berhasil di banyak negara lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline