Lihat ke Halaman Asli

Dede Supriatna

Aktivis Sosial

Prostitusi Online Dibasmi, Prostitusi Offline Juga Harus Dibasmi

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi komunikasi yang sedemikian pesatnya, terutama makin meluasnya penggunaan internet oleh masyarakat, bisa berdampak positif dan bisa juga berdampak negatif. Kekhatiran masyarakat saat ini adalah dampak negetif dari penggunaan internet tersebut. Penggunaan internet dituduh sebagai “biang keladi” dari makin tinggi dekadensi moral anak bangsa. Sekarang ini mencuat ke permukaan tentang “prostitusi online”, padahal kalau dipikir – pikir prostitusi online sudah ada sejak tahun 1990.

Ditangkapnya pelaku prostitusi online di Bandung dan Bogor, cukup sudah membuktikan bahwa sekarang ini bangsa Indonesia sedang dilanda krisis moral yang berkepanjangan. Tanda – tanda krisis moral diawali oleh para pejabat dari beberapa partai berlomba – lomba korupsi berjamaah,penggunaan narkoba yang makin meluas, ketidanyamanan dan ketidakamanan dalam menggunakan kendaraan umum (banyak terjadi tindak pidana pemerkosaan terhadap pengguna kendaraan umum khususnya angkot dan taksi), dan diakhiri dengan pelecehan seksual / pemerkosaan terhadap anak di bawah umur..

Berbagai krisis moral tersebut adalah melibatkan generasi muda sebagai generasi penerus bangsa. Patut disayangkan, saya membaca dibeberapa media massa bahwa pelaku prostitusi online adalah mahasiswa yang notabene adalah generasi penerus bangsa. Saya khawatir mau dibawa kemana bangsa ini jika generasi muda terlena dengan hal – hal yang tidak bermanfaat, menjadi budak narkoba dan marketing seks online. Dan ini jelas akan menjangkiti generasi – generasi muda lainnya. Maka tidak usah heran kelak nanti dalam sebuah rapat DPR / MPR ada yang menonton video porno, mengisap ganja ketika rehat. gratifikasi seks juga sudah biasa.

Mudah – mudahan hal tersebut tidak pernah akan terjadi, jika pun pernah ada yang terjadi mungkin karena seperti ada wakil rakyat dari sebuah partai yang sedang asyik buka photo – photo porno, itu hanya dilakukan oleh satu orang saja.Mudah – mudahan partai selektif dalam memilih caleg-nya terutama dari kalangan artis. Konon, saya mendengar ada sebuah partai yang akan melamar seorang artis untuk menjadi calegnya, tetapi artis tersebut keburu ketahuan menggunakan narkotika. Partai sekarang memang sedang giat – giatnya merekrut artis untuk menjadi caleg atau pengurus. Hal ini dikarenakan artis dapat menambah nilai jual , menaikan perolehan suara, serta artis siap secara materi –banyak uang—jadi lebih mudah melakukan pendanaan kampaye untuk dirinya. Coba seandainya saja, perekrutan caleg seperti membuka lowongan kerja, pastinya banyak yang akan melamar mengingat saat ini sarjana yang menganggur cukup banyak.

Kembali kepada bisnis prostitusi online yang sedang hangat – hangatnya diberitakan oleh media massa. Dan polisi telah cepat tanggap menangkap otak – otak pelakunya. Yang di Bandung seorang mahsiswa dan yang di Bogor juga seorang mahsiswa. Ada dengan mahsiswa sekarang, sudahkah tidak ada bisnis lain selain bisnis esek – esek tersebut. Mungkinkah apa yang namanya dekadensi moral tersebut memang sudah luntur, apalagi itu dilakukan oleh seorang penerus bangsa.

Mudah pemerintah punya cara lain bangaimana menangani masalah – masalah sosial seperti Narkoba, Seks bebas, tawuran antar mahasiswa, cyber crime dan lain – lain, yang notabene perbuatan – perbvuatan dilakukan oleh pemuda, generasi penerus bangsa. Bagaimana bangsa ini bisa maju kalau generasi mudanya terjerembab dalam Narkoba, seks bebas dan tawuran. Tetapi, bangsa ini tidak usah khawatir masih banyak para pemuda yang berprestasi, mengharumkan nama Indonesia, anti Narkoba, Anti tawuran dan anti seks bebas.

Seperti yang pernah saya katakan sebelumnya bahwa bisnis prostitusi online, sudah ada sejak tahun 1990, tetapi kenapa penanganannya telah dan baru sekarang. Ini tidak lepas dari perkembangan teknologi internet tersebut, di mana penggunaan internet intensitasnya cukup tinggi dan mungkin polisi baru “ngeh”. Sebenarnya selain pelaku yang sudah ditangkap masih banyak bisnis – bisnis prostitusi online lainnya yang belum tercium oeh pihak aparat.

Lantas bagaimana dengan bisnis prostitusi offline, yang prakteknya masih banyak. Baik yang sembunyi – sembunyi atau yang terang – terangan. Yang sembunyi – sembunyi biasanya akan melibatkan germo, dan yang terang – terangan ya seperti jualan di pasar, dijajakan dengan melambai – lambaikan tangan. Sebenar gampang saja untuk mengendus bisnis prostitusi offline , orang awam saja bisa, apalagi pihak aparat.

Solusinya agar generasi muda tidak terjerumus kepada hal – hal di atas tersebut, harus ada peran serta dari pihak pemerintah, swasta, masyarakat dan institusinya lainnya yang konsern terhadap tegaknya negara Indonesia yang bermartabat, bebas dar PeKat (penyakit masyarakat) dan Korupsi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline