Lihat ke Halaman Asli

BLSM: Mendidik Masyarakat Semakin Miskin

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1331818386240432374

Rentetan peristiwa yang terjadi akibat dari pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) beberapa tahun yang lalu masih saya ingat. Sebagian besar masyarakat kita belum siap menerima program tersebut. ini terbukti dengan banyaknya masyarakat yang agak miskin bahkan yang mampu ingin menikmati bantuan tersebut yang akhirnya dengan berbagai cara dari mulai rasa iri pada yang menerima sampai tindakan pada petugas pendata, RT, RW dan perangkat termasuk kepala desa. Sehingga semua dapat melihat ada Ketua RT, RW dan perangkat desa yang mendapat kecaman dan  ancaman bahkan banyak kejadian kantor kepala desa yang dibakar masa oleh pihak-pihak yang kecewa akan adanya bantuan tersebut. Masyarakat terbentuk menjadi beberapa kelompok, kelompok masyarakat miskin yang mendapat bantuan dan tidak, masyarakat agak miskin yang tidak mendapat bantuan dan masyarakat mampu. Sehingga dalam kehidupan bermasyarakat timbul adanya beberapa aggapan dan pendapat bahwa pemerintah ini tidak adil, pilih kasih dan lain sebagainya. Sehingga itu semua berujung pada beberapa program pemerintah yang selama ini berjalan. Kehidupan gotong royong atau beberapa kegiatan yang membutuhkan peran serta masyarakat menjadi terhambat. "Tuh yang kebagian BLT saja" begitu sebagain besar ungkapan masyarakat. Semua itu akibat dari ketidak mengertian masyarakat tentang apa dan bagaimana tujuan pemerintah memberikan bantuan ini dan mereka pun tidak tahu bahkan tidak mau tahu alasan-alasan dari ditentukannya kriteria penerima bantuan tersebut. Bulan depan, seiring dengan naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) berbagai kejadian tersebut tidak mustahil akan terulang bahkan semakin parah dari yang sebelumnya. Pemerintah Pusat sebenarnya tidak merasakan apa dampak yang terjadi dimasyarakat khususnya kalangan bawah, tapi kalau kita coba lihat diwilayah pelosok pedesaan, dampak dari program ini sangat dirasakan, sehingga dalam hal ini pemerintahan desa menjadi tumpuan dari berbagai permasalahan yang muncul. Terlepas dari manfa'at atau tidak, yang pasti saya memperhatikan masyarakat yang mendapat bantuan tersebut pada akhirnya menjadikan sebuah ketergantungan akan bantuan dari pemerintah tanpa berpikir ingin maju dengan menggunakan bantuan tersebut untuk modal usaha untuk jangka panjang. Mereka akhirnya semakin berkutat dengan kemiskinannya.

13318186121099386130

Sebagai masyarakat biasa saya hanya berharap alangkah lebih baiknya kalau masyarakat tidak diberikan ikan, tapi berilah kailnya untuk mencari ikan. Coba kita lihat masih  banyak jalan-jalan dan jembatan dipedesaan yang belum dibangun sehingga biaya transportasi sangat tinggi, sarana kesehatan belum merata ditiap desa, sarana air bersih yang sangat dibutuhkan warga, belum lagi sarana pendidikan sebagian besar tidak layak dan tenaga pengajar masih sangat kurang. Apakah tidak lebih baik kalau dana tersebut dipergunakan untuk infrastruktur yang sekarang ini kondisinya sangat memprihatinkan?

13318187582008050251

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline