Lihat ke Halaman Asli

Ujian (Nasional) di Sekolah Yang (Tak Nasional)

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Alangkah ironisnya pendidikan di negeri ini, disatu sisi untuk mereka yang hidup di kota-kota besar dapat memilih berbagai macam tempat pendidikan yang berkualitas dari mulai yang berstandar "Nasional" sampai "Internasional", walau akhirnya "isi kantong" juga yang menentukan. Tapi terkadang memang ada juga sebagian warga masyarakat yang hidup dikota-kota besar yang tidak mampu menyekolahkan anaknya, sampai-sampai anak usia sekolah harus membantu bekerja demi sesuap nasi tentunya.

Tapi lain lagi ceritanya bagi mereka yang tinggal dipelosok pedesaan. Berbagai macam kendala kerap menjadi kendala baik bagi siswa itu sendiri maupun bagi orantua dan masyarakat. Dari mulai pergi ke sekolah berjalan kaki dengan jarak tempuh yang lumayan jauh, para guru (PNS) yang tidak betah "ditugaskan" dipelosok pedesaan, sampai kondisi bangunan sekolah yang mengkhawatirkan. Semua itu merupakan pemandangan sehari-hari yang dilihat dipelosok pedesaan.

Guru termasuk kepala sekolah yang ditugaskan pemerintah tidak pernah betah tinggal dan mengajar didaerah pedalaman, itu yang terjadi didaerah kami, sehingga para siswa hanya mendapatkan pelajaran dari guru-guru mereka yang statusnya Guru Sukarelawan yang notabene pendidikannya hanya SLTA atau Diploma walaupun ada satu atau dua orang yang sedang menjalani S1-nya. Disebuah SMP Negeri didaerah kami, guru PNS hanya 4 orang dan 7 orang tenaga pengajar diisi dari tenaga Sukarelawan tadi, sedangkan siswa disekolah tersebut sekitar 400 siswa.

Ujian Nasional, dimana para pembuat soal ujian sebagian besar mengambil berdasarkan kurikulum dan standar yang sudah ditentukan dan pada umumnya itu berlaku serta berjalan di sekolah-sekolah yang mempunyai sarana dan prasarana yang sudah "Standar Nasional".

Sedangkan untuk daerah kami yang sekolahnya saja masih jauh dari "Nasional" sepertinya belum pantas mengikuti Ujian Nasional, kalaupun dipaksakan seperti sekarang mungkin hanya satu atau dua orang saja yang lulus.  Semoga....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline