Lihat ke Halaman Asli

Dede Rudiansah

Reporter | Editor | Edukator

Desak Anies, Revolusi Gaya Kampanye Politikus Indonesia

Diperbarui: 7 Januari 2024   12:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ubahbareng

Desak Anies, Revolusi Gaya Kampanye Politikus Indonesia

Gaya kampanye politik di Indonesia telah mencatat banyak transformasi. Pada kontestasi sekarang, capres nomor urut 01 Anies Rasyid Baswedan pun membawa terobosan baru. Melalui "Desak Anies," ia telah berani mengupas pikiran serta gagasannya dalam diskusi publik yang berkomitmen pada dialog serta debat terbuka.

Acara Desak Anies sudah dilakukan di banyak kota. Berdasarkan penelusuran di media sosial didapati acara Desak Anies ini sudah berlangsung di 10 kota berbeda di Indonesia. Ke-10 kota tersebut adalah Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Banjarmasin, Medan, Lampung, Riau, Mataram, Pontianak, dan Banyuwangi.

Desak Anies menjadi tanda perubahan gaya politikus Indonesia dari kampanye yang biasanya terpusat dan terkesan mahal menjadi kampanye interaktif berbasis debat-diskusi dan yang paling penting meningalkan kesan tidak membutuhkan banyak biaya.

Dalam perbandingan dana investasi kampanye antar kontestan, terlihat bahwa Anies-Imin adalah paslon dengan dana kampanye paling "hemat". Dilansir dari cnnindonesia.com diketahui bahwa dana awal kampanye ketiga paslon capres-cawapres yang dilaporkan ke KPU adalah sebagai berikut: Anies-Imin Rp1 M, Prabowo-Gibran Rp31,4 M, dan Ganjar-Mahfud Rp23,3 M.

Meskipun Anies-Imin memiliki dana kampanye paling sedikit, tetapi melalui Desak Anies mereka membuktikan bahwa kampanye yang fokus pada diskusi dan dialog intens dengan masyarakat itu dapat memberikan pengaruh yang cukup signifikan. Setidaknya dapat mengimbangi gaya kampanye kontestan lainnya yang jorjoran meghamburkan biaya.

Gaya kampanye Anies, yang lebih menekankan diskusi dan debat bersama publik ini secara tidak langsung dapat mengembalikan marwah politik Indonesia. Dengan meminimalisir penggunaan baliho-poster dan bagi-bagi "barang", Anies menghadirkan pendekatan yang lebih efisien dan dari segi biaya lebih terjangkau.

Bayangkan, bermodalkan gagasan dan adu ide dengan masyarakat, jadi tuh kampanye. Gak perlu bagi-bagi "barang" orang-orang sudah rela berjubel demi bisa mendesak calon presidennya.

Jika gaya kampanye seperti ini terbukti berhasil membawa Anies ke kemenangan maka dapat dipastikan bisa mengubah pandangan umum yang mengatakan bahwa biaya kampanye itu harus selalu WOW. Jika direnungkan lagi, yang dilakukan Anies ini juga pada dasarnya dapat menekan praktik korupsi dan praktik "balas budi", yang kerap keliru dipraktikan oleh para politikus Indonesia.

Ujungnya, jika ongkos politik murah dan kampanye bisa kembali pada pertarungan ide dan gagasan maka masa depan dunia politik Indonesia akan kembali cerah. Regenerasi politikus Indonesia akan berkualitas karena dunia politik akan diramaikan oleh mereka yang pantas bukan mereka yang berduit.***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline