Laporan Studi Kasus PPG Prajabatan: Meningkaatkan Fokus dan Partisipasi Murid dalam Pembelajaran (Bagian 2)
Alternatif Solusi (250-300 kata)
Sebagai solusi kedua saya pun menghadirkan media serta metode gamification (permainan) dalam pembelajaran. Salah satu bentuk permainannya adalah Ular Tangga Berita, permainan ular tangga digital yang mana di beberapa kotak/langkahnya sudah disiapkan kuis pembelajaran teks berita. Alasan dan dasar pemilihan permainan ular tangga digital ini karena permainan ular tangga digital bisa dilakukan tanpa harus mengoneksikan perangkat/PC guru dengan gawai/handphone murid. Bidak dan papan ular tangga cukup ditayangkan di papan tulis menggunakan proyektor dan digerakan secara manual dengan menggerakan mouse/tetikus PC yang terkoneksi dengan proyektor.
Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah murid dibentuk ke dalam 8 kelompok heterogen. Murid mewakili kelompok kemudian menggerakan bidak kelompok secara bergantian. Satu langkah untuk satu anggota kelompok. Jika bidak berhenti di kotak/langkah yang berisi soal kuis, maka soal harus didiskusikan dan dijawab oleh seluruh anggota kelompok. Dengan metode gamification ini perhatian murid pun jadi terfokus dan murid tampak lebih termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
Adapun sumber daya/materi yang digunakan untuk menerapkan solusi di atas adalah personal komputer (laptop); akses internet; layanan gamification (https://genial.ly/); proyektor; serta konten pembelajaran (dalam hal ini teks berita).
Sementara itu, solusi selanjutnya untuk meningkatkan partisipasi murid dalam kerja kelompok adalah dengan memberikan peer assessment (penilaian teman sejawat) yang merupakan bagian dari assessment as learning (asesmen formatif). Dengan memberikan penilaian teman sejawat, murid lebih termotivasi untuk bisa berkontribusi dan berpartisipasi di dalam kelompoknya masing-masing.
Adapun langkah-langkah pelaksanaannya adalah guru menyampaikan kriteria penilaian dan memberi kesempatan kepada murid untuk mendiskusikan kembali kriteria penilaian. Murid melakukan penilaian “satu untuk semua”, artinya satu murid menilai anggota-anggota yang lainnya. Ilustrasinya: A menilai B,C,D; B menilai A,C,D; C menilai A,B,D; begitu seterusnya. Hal ini dilakukan guna meminimalisir tidak objektifnya penilaian. Selanjutnya membahas dan mengevaluasi penilaian murid.
Adapun sumber daya/materi yang digunakan adalah lembar instrumen penilaian peer assessment yang secara cetak bisa disiapkan oleh guru atau dicatat di kertas/buku murid.
- Evaluasi (100-150 kata)
Dengan menggunakan media dan metode tersebut ternyata memberikan dampak yang lebih positif. Murid jadi lebih fokus dan terjaga perhatiannya saat mengikuti proses pembelajaran. Murid tampak antusias memainkan Ular Tangga Berita, bahkan saat menunggu giliran menggerakkan bidak kelompoknya masing-masing. Kemudian, dengan menggunakan metode penilaian teman sejawat murid juga lebih termotivasi, lebih bertanggung jawab, dan berkontribusi-berpartisipasi secara aktif dalam kelompoknya. Hal ini karena yang akan menilai adalah teman sendiri yang nota bene lebih mengetahui kinerja temannya masing-masing.
Refleksi di akhir pembelajaran sangat penting untuk dilakukan oleh seorang guru. Sebab dengan terus melaksanakan refleksi di setiap akhir pembelajaran, seorang guru akan mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada pada proses pembelajaran yang sudah dilakukannya. Dengan harapan bisa menjadi bahan bakar agar guru bisa terus meningkatkan kualitas pembelajarannya. Hingga pada akhirnya ia benar-benar menjadi pembelajar sepanjang hayat.***