Lihat ke Halaman Asli

Dede Rudiansah

Reporter | Editor | Edukator

Prinsip Pembelajaran DAP, CRT, dan TaRL: Sebuah Pengantar Umum

Diperbarui: 18 November 2023   16:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kreasipribadi 

Peserta didik merupakan individu yang unik, memiliki keberagaman, dan mempunyai ciri serta kekhasannya masing-masing. Sebagai seorang pendidik, guru bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas masing-masing dari peserta didik. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat dalam mendorong peserta didik untuk bisa mencapai kualitas yang terbaik.

Dalam hal ini setidaknya ada tiga strategi yang bisa diterapkan, yaitu pembelajaran berdiferensiasi atau developmentally appropriate practice (DAP); pembelajaran yang responsif kultur atau culturally responsive pedagogy/teaching (CRT); dan pembelajaran yang sesuai dengan level atau teaching at the right level (TaRL).

  • Developmentally Appropriate Practice (DAP)

Pembelajaran berdiferensiasi atau developmentally appropriate practice (DAP) merupakan pendekatan dalam pembelajaran dengan mempertimbangkan keragaman peserta didik. Dalam skema praktiknya pendekatan DAP akan memosisikan peserta didik sebagai pemegang peranan utama dalam proses pembelajaran (student centered learning). Sedangkan pendidik dalam pendekatan DAP akan hadir sebagai fasilitator dan tidak lagi sebagai tokoh utama dalam pembelajaran.

Dalam pelaksanaannya strategi DAP ini dapat diwujudkan dalam tiga bentuk diferensiasi, di antaranya yaitu (1) diferensiasi dalam lingkup konten/materi pembelajaran; (2) diferensiasi dalam lingkup proses pembelajaran; dan (3) diferensiasi dalam lingkup produk hasil belajar.

  • Culturally Responsive Teaching (CRT)

Selain pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran yang mengakomodasi dan menghadirkan muatan budaya/kultur atau culturally responsive teaching (CRT) juga dianggap bisa memberikan pembelajaran yang bermakna kepada peserta didik. Hal ini dikarenakan pembelajaran responsif kultur akan mengarahkan pembelajaran agar lebih kontekstual dan dekat dengan kehidupan peserta didik.

Dalam pembelajaran yang responsif kultur seorang pendidik akan mengajak dan mengondisikan peserta didik untuk bisa lebih mengenal, menghargai, dan akrab dengan realitas alam-sosial mereka. 

Hal ini pun senada dengan konsep “pembelajaran sesuai dengan kodrat alam” yang digaungkan Ki Hadjar Dewantara. Dalam Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka II: Kebudayaan (2013) Ki Hadjar Dewantara menyebutkan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang beralaskan garis-garis hidup bangsanya (culrureel-nationaal) dan ditujukan untuk keperluan perikehidupan (maatschappelijk) yang dapat mengangkat derajat negara dan rakyatnya agar dapat bekerja bersama-sama dengan lain-lain bangsa untuk kemuliaan segenap manusia di seluruh dunia.

  • Teaching at the Right Level (TaRL)

Kemudian, pengajaran sesuai level atau pengajaran pada tingkat yang benar (teaching at the right level/TaRL) adalah pendekatan belajar yang tidak mengacu pada tingkat kelas, melainkan mengacu pada tingkat kemampuan peserta didik itu sendiri.

Fokusnya adalah membantu peserta didik dengan dasar membaca, memahami, mengekspresikan diri, serta keterampilan berhitung sesuai dengan tingkat kemampuannya. Teaching at the right level merupakan pendekatan pedagogis yang memperhatikan level kemampuan berdasarkan evaluasi (asesmem diagnostik).

Dalam penerapan pembelajarannya peserta didik bisa saja dikelompokkan berdasarkan tingkat atau capaian belajarnya. Selanjutnya pendidik harus secara konsisten mengukur kemampuan membaca, menulis, dan memahami. Jika dalam prosesnya peserta didik tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka guru harus menyiapkan program remedial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline