Lihat ke Halaman Asli

Dede Risma

Mahasiswa

Strategi Komunikasi Kesehatan untuk Penurunan Stunting, Perspektif Health Belief Model

Diperbarui: 20 November 2024   01:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan serius yang dialami oleh banyak anak di Indonesia. Kondisi ini memengaruhi pertumbuhan fisik anak dan dapat menurunkan kemampuan kognitif mereka, yang berujung pada dampak jangka panjang terhadap kualitas sumber daya manusia di masa depan. 

Dalam rangka mengatasi masalah ini, komunikasi kesehatan memainkan peran yang sangat penting, terutama dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dan merubah perilaku mereka untuk mencegah stunting. 

Penelitian yang dilakukan di Lubuk Pakam, Deli Serdang, memaparkan bagaimana Puskesmas setempat menerapkan strategi komunikasi kesehatan guna menanggulangi stunting. Artikel ini akan menganalisis temuan dari penelitian tersebut dengan menggunakan pendekatan Health Belief Model (HBM) untuk menganalisis bagaimana komunikasi kesehatan yang dilakukan dapat mempengaruhi perilaku masyarakat.

Health Belief Model (HBM):

Health Belief Model (HBM) adalah teori yang digunakan untuk memahami bagaimana persepsi individu terhadap masalah kesehatan, seperti keparahan dan kerentanannya terhadap penyakit, serta manfaat dan hambatan dalam mengambil tindakan pencegahan, dapat memengaruhi keputusan mereka untuk berperilaku sehat. Model ini terdiri dari beberapa komponen utama yang bisa digunakan untuk menganalisis perilaku kesehatan masyarakat:

1. Perceived Susceptibility (Persepsi Kerentanannya): Sejauh mana seseorang merasa dirinya berisiko terkena suatu penyakit.

2. Perceived Severity (Persepsi Keparahannya): Bagaimana seseorang menilai keparahan suatu penyakit dan dampaknya.

3. Perceived Benefits (Persepsi Manfaat): Sejauh mana seseorang percaya bahwa tindakan pencegahan dapat mengurangi risiko atau dampak penyakit.

4. Perceived Barriers (Persepsi Hambatan): Kendala atau hambatan yang dirasakan seseorang untuk melakukan tindakan pencegahan.

5. Cues to Action (Isyarat untuk Bertindak): Faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk mengambil tindakan.

6. Self-Efficacy (Efikasi Diri): Keyakinan diri seseorang untuk dapat mengambil tindakan yang diperlukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline