Di zaman sekarang atau yang bisa juga disebut zaman industri 4.0, perkembangan teknologi semakin pesat dan inovatif. Salah satu teknologi yang sedang gencar -- gencarnya dikembangkan adalah Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan, Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang professor asal Amerika yang bernama John McCarthy, karena penemuannya ini dia bahkan dijuluki "Founding Fathers".
Pada tahun 1956, Marvin Minsky, John McCarthy, dan ilmuwan komputer Amerika lainnya mengadakan sebuah konferensi di Darmouth, New Hampshire, Amerika. Konferensi Darmouth dianggap banyak pihak sebagai momentum awal terciptanya kecerdasan buatan karena McCarthy menggunakan istilah "Artificial Intelligence" untuk menyebut bidang ilmu baru tentang kecerdasan buatan di konferensi tersebut.
Setelah konferensi tersebut kecerdasan buatan semakin berkembang, pada tahun 1980 ilmuwan komputer asal Amerika Edward Feigenbaum memperkenalkan sebuah inovasi yaitu expert system yang berfungsi sebagai decision making, dua tahun setelahnya tepatnya tahun 1982 pemerintah Jepang membiayai expert system dan berbagai program kecerdasan buatan sebagai bagian dari Fifth Generation of Computer System.
Mulai tahun 2011 perusahaan -- perusahaan besar mulai memperkenalkan kecerdasan buatan di produk mereka seperti Apple dengan Siri, Google dengan Google Assistant dan masih banyak lagi. Hingga sekarang salah satu kecerdasan buatan yang sedang naik daun yaitu ChatGPT yang dikembangakan oleh OpenAI yang diklaim mampu memahami bahasa manusia hingga dapat memberikan respon balik yang hampir seperti manusia. ChatGPT membuat perusahaan teknologi lain juga mengenalkan kecerdasan buatan mereka sendiri seperti Google yang sekarang mempunya AI yang diberi nama Bard dan Microsoft dengan Bing.
Sumber : Priambada, Y. B. (2023, March 8). Perkembangan Kecerdasan Buatan, Tonggak Bersejarah hingga Capaian Terkini.
Dengan adanya AI atau kecerdasan buatan dengan segala inovasi dan kehebatannya bukan berarti perkembangan ini tidak mempunyai dampak negatif, banyak pihak yang menyalahgunakan potensi dari kecerdasan buatan ini, diharapkan kita dapat lebih bijak dalam memanfaatkan potensi dari perkembangan kecerdasan buatan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H