Kritik Pertunjukan pada Teater Act Class "Badut" di Gaung Akhir Pekan
kanal Youtube ITERA JAKARTA
Jum'at, 5 November 2021, saya menonton pementasan teater melalui platfrom youtube
untuk memenuhi tugas ujian tengah semester (uts). Kali ini yang saya tonton adalah
pementasan Teater Act Class "Badut"di Gaung Akhir Pekan "dalam ruang sunyi" karya
Agus Noor yang di sutradarai oleh Siti Artati, yang dipublikasikan pada kanal youtube
ITERA JAKARTA pada tanggal 1 Januari 2021.
Teater ini sempat di tayangkan secara
langsung pada tanggal 21 November 2020, pukul 20.00 wib di Galeri Seketi. Teater ini mengisahkan anak-anak, orang tua dan remaja yang berlarian untuk menonton badutPertunjukan badut ini yang diawali oleh gelak tawa berubah menjadi tontonan yang kisruh, ulah seorang nenek nyinyir yang memaki badut. Membuat tontonan ini tidak lagi menyenangkan, badut pun tertindas.
Satu persatu orang-orang pergi meninggalkan badut sendirian. Ada seorang anak kecil bernama Ziha yang tetap berdiri menunggu atraksi dari seorang badut. Badut merasa kasihan dengan anak kecil itu lalu badut kembali melawak untuk menghibur, akan tetapi anak-anak lain tiba-tiba muncul dan berteriak "ga lucu" kepada badut. Badut pun merasa tertindas lagi akhirnya dia meninggalkan anak-anak tersebut. Badut tetaplah badut, yang dicari untuk hiburan terkadang dianggap tidak penting. Anak-anak tidak lagi takut melihat badut, mereka hanya geli dan mengejek. Akhirnya tokoh badut menjadi badut sesungguhnya di sebuah ruang. Teater badut ini merupakan teater komedi tapi menyentil, merasuki pikiran serta mengandung banyak pesan, banyak pesan sindiran. Banyak orang mengira menjadi badut hal yang menyenangkan dan memiliki penghasilan yang besar.
Konsep dan teknis penggarapan cerita, penggarapan cerita pertunjukan teater badut ini dengan cara melawak tetapi menyindir. Teater badut merupakan teater berlaga komedi yang menyentil serta mengandung pesan sindiran untuk pemimpin-pemimpin, lebih mengkritik pemerintahan. Untuk menjadi pemimpin tidak harus pintar yang terpenting disukai banyak orang. Banyak orang yang memandang badut dengan sebelah mata. Orang pikir menjadi badut akan selalu menyenangkan orang lain, akan banyak menabur kebahagiaan.
Teater ini mengangkat dunia politik yang dikemas dalam dunia perlawakan seorang badut.
Konsep dan teknis pementasan, dari bahasa tubuh atau gerak tubuh, bagian ini para aktor menciptakan dan membawakan wujud fisik dengan baik. Teknik muncul para aktor di pementasan ini mencuri perhatian si penonton, tidak merusak bangunan adegan dalam panggung. Sangat menghibur penonton. Penjiwaan seorang aktor yang menjadi badut sangat menjiwai perannya sebagai badut. Kuatnya suara dan artikulasi para aktor sudah jelas, suaranya terdengar natural dan dapat masuk di berbagai suasana. Suara para aktor sudah cukup dan sesuai dengan tokoh yang diperankan.
Konsep dan teknis penyutradaraan, sutradara dalam teater badut memanfaatkan permasalahan yang kini ada di dalam masyarakat, dengan mengambil tema masalah yang banyak dialami oleh masyarakat, sehingga penonton merasa bahwa apa yang ia rasakan dapat dirasakan oleh orang lain.
Konsep dan teknik permainan, teater badut disajikan dengan adegan yang teratur dan detail. Penyajian teater ini tidak membosankan karena di dukung oleh sindiran-sindiran yang terlontar dari para lakon, tetapi tidak meninggalkan unsur-unsur badut. Dalam teater badut tetap menyinggung masalah politik di Indonesia.
Konsep dan teknik penggunaan properti, properti yang digunakan dalam teater ini berupa topeng-topeng yang digunakan oleh para aktor menjadi badut. Penggunaan properti lainnya seperti musik pengiring sudah sesuai dengan adegan-adegan yang memang menggunakan musik, tata lampu, tata panggung, tata rias pun sudah sesuai. Semua sangat mendukung saat berjalannya pementasan.
Kelebihan dalam pementasan teater ini, dapat dinikmati dari awal pembukaan sampai akhir, mencerminkan sosok badut yang tertindas, suara para aktor sangat jelas. Kekurangan dalam pementasan teater ini, tidak dapat dinikmati oleh anak-anak karna pembahasannya menyindir politik, suara mematikan lampu mengganggu pendengaran penonton.
Menurut saya, latar tempat atau ruang yang digunakan pada pementasan badut ini terlalu kecil, disaat si badut duduk dengan teman-teman badutnya. Semua latar menggambarkan bahwa badut berada dalam suatu ruangan yang sepi dan sunyi.
Dapat disimpulkan bahwa teater badut ini condong menceritakan kehidupan sebagai seorang badut penuh lawakan dengan diselipi sindirian, kritik terhadap pemimpin-pemimpin pemerintahan indonesia. Alur yang digunakan pada teater badut adalah alur maju yang menceritakan kisah dari awal sampai akhir. Konsep pementasan seperti tata musik, tata panggung, tata rias, properti, tata lampu semua sangat mendukung saat berjalannya pementasan. Teater badut mengambil tema permasalahan yang sering kali masyarakat alami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H