Bandung, 12 April 2013
Matahari mulai tenggelam di balik gunung, meninggalkan semburat jingga di langit kota Bandung. Di sebuah sekolah menengah pertama, Alan Setiawan berjalan pelan di koridor yang mulai sepi. Hatinya kacau, baru saja ia mengakhiri hubungannya dengan Yuni, pacarnya selama hampir setahun. Dengan berat hati, ia mencoba untuk tidak mengingat kenangan manis bersama Yuni, tetapi semakin ia berusaha melupakan, semakin jelas bayangan Yuni di pikirannya.
Sore itu, ia memutuskan untuk berjalan-jalan di taman kota. Ia butuh udara segar, sesuatu yang bisa menenangkan hatinya. Di sana, ia melihat anak-anak bermain, pasangan-pasangan yang bercengkrama, dan orang-orang yang menikmati sore yang indah. Alan duduk di bangku taman, memandangi langit yang mulai gelap.
Tak lama kemudian, ponselnya berbunyi. Sebuah pesan masuk dari temannya, Rendy. Rendy mengajaknya bertemu dengan beberapa teman lain di sebuah kafe. Alan setuju, berharap suasana baru bisa mengalihkan pikirannya dari kesedihan.
Di kafe itu, Rendy memperkenalkan Alan kepada seorang gadis berkerudung bernama Miska Nurul. Miska adalah teman dari temannya Rendy, dan mereka bersekolah di SMP yang berbeda. Miska tampak pemalu, tetapi senyumnya yang tulus membuat Alan merasa sedikit lega.
“Hi, kamu Miska, kan?” Alan memberanikan diri untuk menyapa.
“Iya, kamu Alan, ya?” jawab Miska sambil tersenyum manis. Percakapan sederhana itu menjadi awal dari perkenalan mereka. Alan dan Miska mulai sering berkomunikasi lewat pesan singkat dan BBM (BlackBerry Messenger), berbagi cerita dan saling mengenal lebih dalam.
---
Bandung, Juli 2013
Waktu berlalu, dan Alan sekarang memasuki masa SMA. Hari pertama di SMA selalu penuh dengan kegembiraan dan sedikit ketegangan. Meski Alan dan Miska bersekolah di SMA yang berbeda, mereka memutuskan untuk tetap menjalin hubungan.
“Hai, Miska! Gimana hari pertamamu di sekolah?” tanya Alan saat mereka bertemu di kafe yang sama, tempat pertama kali mereka bertemu.