Lihat ke Halaman Asli

Deden Hendrayana

Karyawan Swasta

3 Teknik Barack Obama dan Ir. Soekarno untuk Anda Berbicara di Depan Publik

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam satu artikel di www.Forbes.com, Carmine Gallo (Communications Coach) menyatakan bahwa President US Barack Obama selalu menggunakan beberapa teknik dalam retorikanya, tetapi ada 3 teknik utama yang konsisten selalu diterapkan olehnya.

Saya sangat tertarik dengan artikel tersebut dan mencoba untuk membandingkannya dengan gaya pidato salah satu Proklamator dan Pahlawan Nasional kita Ir. Soekarno dalam tulisan ini dengan gaya saya sendiri. Anda pasti ikutan tertarik karena Ir. Soekarno pun menggunakan ke-3 teknik rahasia tersebut. Apa saja 3 teknik rahasia tersebut? Mari sama-sama kita pelajari.

Pemilihan kata dan gaya bahasa yang mampu memberikan makna di benak para audiensi

Rahasia pertama adalah pemilihan kata dan gaya bahasa yang tepat. Kata-kata tersebut di susun sedemikian rupa oleh Obama dan Ir. Soekarno sehingga penuh makna dan menghujam kedalam benak para audiensinya.

Obama:

Tonight, more than 200 years after a former colony won the right to determine its own destiny, the task of perfecting our union moves forward.It moves forward because of you. It moves forward because you reaffirmed the spirit that has triumphed over war and depression, the spirit that has lifted this country from the depths of despair to the great heights of hope, the belief that while each of us will pursue our own individual dreams, we are an American family, and we rise or fall together as one nation and as one people (paragraf 1&2 Pidato Kemenangan Obama 7 November 2012)

Ir. Soekarno:

Saya terharu sekali, bahwa kita pada hari ini dapat merayakan hari ulang tahun Republik kita yang pertama. Saya ingat kepada Tuhan yang Maha Kuasa, mengucapkan syukur alhamdulillah, sebab usia Republik kita yang satu tahun itu, tak lain tak bukan ialah berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan proklamasi kita itu menderu di udara, sebagai arus listrik yang mengetarkan jiwa bangsa kita! Seluruh rakyat kita, seluruh bangsa kita, menyambut proklamasi kita itu sebagai penebusan janji pusaka yang lama, sebagai aba-aba yang mengeledek untuk memulai kehidupan yang baru. (paragraf 2 dan 5 pidato Ir. Soekarno 17 Agustus 1946: Sekali Merdeka Tetap Merdeka)

Anda pasti merasakan dan seakan dibawa ke dalam suasana penuh semangat dan mengugah di dalam benak Anda bukan? Suasana berada di suatu keadaan yang apapun bisa anda lakukan dan anda terlibat didalamnya. Konkrit dan penuh makna.

Teknik pengulangan kata

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline