Lihat ke Halaman Asli

dede marshella

universitas majalengka

Kritik Mahasiswa: Netizen, dan Pentingnya Pendidikan Terhadap Kualitas SDM

Diperbarui: 27 Juni 2024   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penulis pertama: 

Dede Marshella 

dedemarshella0726@gmail.com 

Penulis Kedua:

Dr. H. Asep Qustolani S.E., M.M

asepquinn@unma.ac.id

(mata kuliah: MSDM)

Pendidikan telah lama dianggap sebagai faktor kunci dalam menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu negara. Namun, bagaimana sebenarnya pendidikan memengaruhi kualitas SDM, dan apakah peningkatan akses terhadap pendidikan berarti peningkatan kualitas SDM secara otomatis? Akhir-akhir ini sedang terjadi perbincangan hangat, dimedia sosial khususnya TikTok. Ketika mahasiswa dari Universitas Jenderal Soedirman mengunggah sindiran tentang biaya kuliah yang terlalu tinggi dengan kalimat 'orang miskin dilarang menjadi sarjana,' lalu tanggapan netizen menyoroti perbedaan persepsi yang mungkin terjadi dalam masyarakat. 

Pendidikan memiliki peran krusial dalam membentuk kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu negara. Meskipun peningkatan akses terhadap pendidikan sering dianggap sebagai indikator peningkatan kualitas SDM, perlu dipertimbangkan bagaimana pendidikan berkualitas dapat memengaruhi kemampuan individu untuk berkontribusi secara positif dalam masyarakat dan ekonomi.

Kejadian yang terjadi di media sosial, di mana netizen salah memahami maksud kritikan mahasiswa terhadap rektor mereka sebagai penghinaan terhadap pendidikan, menyoroti pentingnya pemahaman yang mendalam terhadap konteks suatu pesan. Sebaliknya, kritik yang dilontarkan mahasiswa sebenarnya merupakan bagian dari perjuangan mereka untuk mendapatkan akses pendidikan yang lebih terjangkau, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di negara ini.

Walaupun sebagian netizen menafsirkan kritik para mahasiswa sebagai larangan bagi orang miskin untuk menjadi sarjana, sebenarnya maksud dari kritik tersebut adalah menyoroti tingginya biaya kuliah yang membuat akses pendidikan sulit bagi golongan ekonomi menengah ke bawah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline