Lihat ke Halaman Asli

My Hearts for Ummi

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari untuk Sahabat

Wajah mengembang sang mentari tak kulihat

Hanya rintik hujan yang tengok dijendela

Hanya berbalaskan sepi, aku dan dirimu membisu

Saling menatap tapi tiada menyapa

Hari ini, sahabat yang ku kenal tiada ku temui

Hanya cerita lalu ku mengenalnya

Biarlah sang hari yang menemaniku

Semoga esok dia bisa tersenyum mengembang

Dan hari untuk sahabat ini, ku ungkapkan

Bukan ku melupa tapi, agar kita bersama mengerti

Al-Munawwir Komplek L  Kamar Pojok (El-Baru) Yogyakarta 9 Januari 2012

Menatap Cinta

Menanti pertanyaan darimu pujaan

Menunggu jawaban sang pujangga

Sesaat hati berdetak kencang, memikir atas apa jawabmu

Sehari, mendapat kata dari bibir manismu

Serasa berada ditaman cinta

Ku harap engkau tetap menjadi bagian hatiku

Menjawab satu dari sekian, orang yang menginginkanmu

Oh, penantianku semakin dekat dirimu dihadapkanku

Ku senyum kau balas dengan seuntai kata cinta

Cinta siapakah yang kau maksud?????

Aku ataukah orang lain.....

Ku tanya, kau berikan isyarat

Bahasa tubuh kau milik ku

Al-Munawwir Komplek L Kamar Pojok (El-Baru) Yogyakarta 9 Januari 2012

Nanyian Cinta

Kata makna menjadi satu

Semua terucap dalam nada

Ber-iramakan arasement musik

Semua merasa terhipnotis ikut merasuk dalam kalimat dan dendangan

Seakan ikut merasakan dalam bait-bait syair

Nanyianmu mengandung rasa penggugah cinta

Al-Munawwir Komplek L Kamar Pojok (El-Baru) Yogyakarta 9 Januari 2012

Matahari vs Hujan

Tuhan ciptakan yang tak bisa ditolak

Dimana sang berkehendak menurunkan hujan dan begitu pula ketika sang mentari bercahaya itu adalah Kun ya Tuhan

Jadi bersyukurlah wahai makhluk karena semua sudah diatur dalam kehendak-Nya

Al-Munawwir Komplek L Kamar Pojok (El-Baru) Yogyakarta 9 Januari 2012

Nusantara

Bhineka tunggal ika

Berjiwa, berbahasa, berbudaya dan beradat beda

Daratan menjadi penghubung

Lautan menjadi pemutus

Tapi, Nusantara milikku dan milik bangsaku

Al-Munawwir Komplek L Kamar Pojok (El-Baru) Yogyakarta 9 Januari 2012

Jazirah Sabang Merauke

Berjauhan tak berarti ku tak memijak

Berdekatan tak berarti ku sungkan

Aku akan tetap berjelajah bumi khatulistiwa-ku

Walau, laut, udara dan daratan yang sulit ku jangkau

Mengenal negeriku adalah sebuah kebanggaanku

Disini ku lahir disini ku mulai mencintai bangsa

Al-Munawwir Komplek L Kamar Pojok (El-Baru) Yogyakarta 9 Januari 2012

Nyanyian Koruptor

Aku berkuasa, semua aku punya

Semua akan begitu mudah, mau wisata, mau pelesiran, mau keadilan tinggalku ucap semua akan ku genggam

Hahaha......

Hidup begitu berharga untuk keturunanku, tak perduli halal atau haram

Yang terpenting aku bergelimpang harta

Al-Munawwir Komplek L Kamar Pojok (El-Baru) Yogyakarta 9 Januari 2012

Facebook Vs Buku

Begitu mudah berbagai cerita lewat jejaring sosial

Tinggal tulis lewat beranda semua selesai

Setumpuk cerita dituangkan pada Facebook.

Andai semua itu tertulis dalam buku harian

Beribu cerita menjadi sebuah karya

Cintailah menulis dan membaca buku

Sebagaimana engkau membuat status lewat facebook

Sehingga banyak yang meng-like tulisanmu

Al-Munawwir Komplek L Kamar Pojok (El-Baru) Yogyakarta 9 Januari 2012

Koruptor Vs Rakyat

Dimana arti demokrasi oleh rakyat untuk rakyat.

Seakan tak adil, tak merakyat malah buat melarat

Hidup seakan milik sang koruptor yang bejat

Gedung-gedung mulai dipugar

Tengok gedung sekolah dan pencuri sandal

Semua dibiarkan roboh, dan si pencuri sandal menjadi kesakitan

Sedang si koruptor begitu mudah keluar masuk sedang dikursi kesakitan

Bahkan semua bisa dibeli.

Jadi, apakah ini adil siapa pemegang demokrasi

Sedang si rakyat kelaparan si koruptor tertawa dalam mimpi

Jadi, untuk apa hidup sedang keadilan Tuhan pasti terbukti

Al-Munawwir Komplek L Kamar Pojok (El-Baru) Yogyakarta 9 Januari 2012

Penulis bernama Dede Jalaludin adalah sastrawan pemula yang mencintai sastra puisi, dimana saat ini sedang belajar mengenal sastra dan menimba ilmu di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam (KI) dan selain itu juga mondok di PonPes Krapyak Al-Munawwir komplek L

Gerbang penantian

Kini terasa hembusan angin membawaku kepintu itu

Semua terasa penuh persaingan

Tak butuh orang yang mengeluh

Hanya butuh pejuang penuh

Sang cakrawala membentang digerbang

Tegakan langkah menuju cita

Akhir dari ini akan didapati sejuta cerita

Aku, dirimu dan yang lain menanti

Digerbang peantian untuk yang berjiwa kesatria

UIN Sunan Kalijaga, Labolatorium Agama dan Masjid, 11 Januari 2012

Selasar Selatan

Anggun penuh asirtektur kesederhanaan

Bernuansakan hijau, penuh penghijauan

Ketika orang memasukinya terasa nyaman

Tempat berdiskusi dan belajar

Kelompok-kelompok itu membincangkan materi

Memecahkan masalah dengan beberapa pemikiran

Menjadi satu dalam tulisan

Selasar selatan tempat istimewa

Disini kuharap akan muncul pemikir-pemikir

UIN Sunan Kalijaga, Labolatorium Agama dan Masjid, 11 Januari 2012

Kampus putih kampus perlawanan

Hadir disini dinegeri penuh kekacauan

Berjuta orang memperebutkan eksistensi

Tentang pendidikan yang menggunung

Terlantar seorang miskin dipintu gerbang

Kampus bernuansakan kerakyatan

Ditengah kota mengampirinya

Kuucapkan terima kasih

Karnamu aku disini, dikampus perlawanan

UIN Sunan Kalijaga, Labolatorium Agama dan Masjid, 11 Januari 2012

Disini Aku Berharap

Terbangun diperaduan beriramakan udara dingin

Aku menelusuri jejak malam

Ku melihat dari kejahuan engaku seorang Sufi

Aku hanya seorang awam

Tuhan beri waktu untuk aku mengerti

Sebagai manusia yang tahu akan kaidah

Aku siap menerima tentang apa yang terajadi

Karena Tuhan mengajari aku bersabar

KarnaNYA aku dibimbing melewati garis kebimnangan

Al-Munawwir Komplek L Kamar Pojok (El-Baru) Yogyakarta 12 Januari 2012

“bertemu Allah SWT dipagi buta”

Ku merasakan energi cinta-NYA

Dikala pagi menjelma

Saat semua orang tertidur dengan mimpinya

Diiringi udara keromantisan

Dan suara gemerici air yang mengalir

Aku menghadapMU

Aku bersujud padaMU

Aku berdoa dipagiMU

Saat itu ku resapi makna suci

Bersih hati ku nikmati

Aku dan Robbku

Menyatu dalam iringan syahdu

Nada “Habblum minnallah”

Al-Munawwir Komplek L Kamar Pojok (El-Baru) Yogyakarta 28 Februari 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline