Lihat ke Halaman Asli

F1 2023, Awal Era Dominasi Red Bull?

Diperbarui: 25 Maret 2023   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Verstappen Pole (twitter.com@redbullracing)

Baru dua balapan tapi dunia F1 sepertinya sudah pasrah dengan dominasi tim Red Bull yang hampir pasti di musim ini.

Sejak latihan pra musim sampai balapan di Jeddah kemarin Redbull dengan mudahnya meraih poin maksimal dengan 2 posisi pole dan 4 podium dua race win yang diraih ke dua Drivernya. Max Verstappen bahkan mampu meraih posisi 2 dari posisi awal ke 14 di Jeddah, sirkuit Jalanan yang biasanya sulit menyalip.

Lewis Hamilton bahakan menyebut mobil Red Bull sebagai mobil F1 tercepat yang pernah dia lihat.


"Saya Belum pernah melihat mobil (f1) secepat itu... Dulu kami (Mercedes) cepat, tapi tidak pernah secepat itu. (Mobil F1 Redbull) itu mobil f1 tercepat yang pernah saya lihat, terlebih jika dibandingkan dengan (mobil) yang lain"-Pendapat Hamilton setelah balapan di Jeddah minggu kemarin

Era dominasi F1 = Era Boring F1?

Mercedes mendominasi di awal era hybrid F1 (mercedesamgf1.com)

Melihat mobil Redbull dengan mudah menylip mobil lain memang mengesankan, tapi kalau Red bull terus yang menang balapan pastinya jadi boring dan terlalu predictable.
Satu tim mendominasi selama satu musim itu ternyata sudah sering terjadi di dunia F1. Michael Schumacher Ferrari di awal 2000an, Sebastian Vettel di awal 2010an dan Mercedes di awal era Hybrid 2014-2020 jadi tiga contoh terbaru.
 
Sebelum aturan cost cap diberlakukan tim f1 bebas mengeluarkan uang sebanyak mungkin untuk meningkatkan performa mobil mereka. Hal ini menjadikan tim yang kaya semakin berjaya dan tim  papan bawah sulit bersaing. karena itu tidak jarang satu tim mendominasi satu musim full.

Lihat saja Mercedes yang bisa menjuarai Kejuaraan konstruktor selama 8 kali berturut turut. Mercedes Menghabiskan 2.1 Milliar dollar (Rp31.8 triliun) selama lima musim 2015-2019. Sementara Tim williams sebagai tim papan bawah hanya mengeluarkan 784 Juta dolar (RP11.8 triliun) di waktu yang sama, tiga kali lipat lebih sedikit dari Juara dunia Mercedes.

Peraturan Cost cap diperkenalkan di musim 2021 untuk mengurangi dominasi tim-tim kaya dan memberi kesempatan bagi Tim papan bawah naik tahta. setiap tim F1 hanya diperbolehkan mengeluarkan uang sebesar $135M (Rp 2 triliun) setiap musimnya. Aturan ini juga mungkin jadi penyebab keterpurukan Merceds di musim 2022 kemarin yang biasa bakar uang untuk menyempurnakan mobil mereka.

Hasilnya cost cap ini bisa dilihat dengan banyaknya balapan yang super exciting di musim 2021 dengan Max vs Lews Battle dan awal 2022 sebelum Ferrari Blunder dan Red Bull meraja rela.

Menuju Grid yang lebih Kompetitif

GP Spanyol 2012, musim 2012 dimana 7 Driver menjuarai 7 balapan pertama di awal musim (williamsf1.com).

Masa dominasi Tim tentunya akan berakhir juga. Pergantian aturan dan regulasi mobil bisanya jadi penyebab turunnya tahta sang juara, dan memunculkan juara baru. 

Perubahan regulasi aerodinamika 2022 ini bertujuan agar mobil mudah saling salip menyalip dan memperdekat jarak tim papan atas dan bawah sekaligus mengurangi Mercedes Lewis Hamilton, juga malah  melahirkan masa dominasi baru Red Bull Max Verstappen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline