Max Verstappen sang 2x Juara Dunia F1 mempunyai hubungan unik dengan ayah dan mentornya Jos Verstappen. Pembalap asal Belanda ini mengaku dididik dengan keras oleh ayahnya. Ayahnya adalah mantan pembalap F1 dan merupakan pelatih yang keras bagi putranya dan itu tercermin dalam cara mengemudinya.
Max menjadi pembalap termuda yang memulai Grand Prix, di usia 17 tahun. Namun, kesuksesan itu tidak datang sendirinya. Meski sudah terbukti pembalap berbakat, Max harus mematuhi pengawasan dan peraturan ketat dari ayahnya.
Verstappen mengingat kejadian ketika dia ditinggalkan oleh ayahnya di pom bensin karena hasil balapan yang buruk ketika dia baru berusia 15 tahun.
Belajar banyak pelajaran sulit
Meskipun Jos Verstappen sudah tidak terlibat langsung dengan karir F1 max. Di masa kartingnya, Jos selalu ikut terlibat dalam setiap balapan Max. Di saat yang sulit ayahnya terus mempertanyakan bakat alaminya dengan mencari-cari kesalahannya di lintasan. Dari balapan dalam cuaca dingin hingga hujan deras, Max menerima setiap pelatihan keras dari pelatih sekaligus ayahnya tersebut.
Jos Verstappen sendiri sudah terkenal dengan temper/emosinya yang susah dikendalikan. Di tahun 1998 Jos dan ayahnya (kakek Max) sempat mendapat hukuman 5 tahun penjara. Jos terlibat cek cok saat berdebat tentang siapa yang boleh menggunakan jalur karting di kota Lanaken, Belgia. Hal ini berakibat Jos meretakan tulang kepala orang tersebut yang berakhir hukuman penjara. selain itu juga Jos beberapa kali terlibat KDRT dengan istrinya (Crash.net).
CIK-FIA KZ2 di Sarno, Italia. Max Verstappen bertabrakan dengan pembalap lainnya di lap ke-2 dan Max membuang kemenangan yang pasti setelah menempati posisi pole.
Max pun juga pernah merasakan sifat buruk ayahnya tersebut. Di tahun 2012, Verstappen mengincar Kejuaraan KartingUjung-ujungnya berakhir buruk. "Ayah saya bekerja sangat keras akhir pekan itu dan saya membuang semuanya. Dia sangat marah dan tidak berbicara dengan saya. Dalam perjalanan pulang, sekitar lima mil jauhnya, dia mengatakan sesuatu kepada saya dan kami akhirnya berdebat, "kenang Max seperti dikutip dari The Sun.
Max bertengkar dengan Ayahnya dan akhirnya dikeluarkan dari van dan ditinggalkan di pom bensin. Untungnya Ibunya menjemputnya dari stasiun. Pembalap Red Bull ini juga ingat bahwa ada tensi di antara mereka dan keduanya tidak saling sapa selama seminggu.
Namun, sekarang Max telah tumbuh menjadi pembalap Kelas dunia, menjuarai F1 2 kali berturut-turut. Walau dinilai sadis, Max menganggap proses pembelajaran yang keras tersebut membuahkan hasil yang tidak diragukan lagi.