Lihat ke Halaman Asli

Sejarah Singkat Tas Pinggang, Sudah Ada Sejak Zaman Batu

Diperbarui: 2 Agustus 2018   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: Gaston Phoebus/Art Resource)

Tren mode selalu berulang, yang sekarang lagi tren mungkin sebentar lagi akan ditinggalkan dan digantikan dengan tren baru yang bisa jadi pernah tren di masa lalu. Tidak terkecuali aksesori berupa tas pinggang atau lebih dikenal dengan  "bumbag" yang dua tahun terakhir ini mulai digemari lagi.

"Bumbag" seringkali menjadi aksesoris dalam berbagai fashion show dan digemari para selebriti mancanegara maupun tanah air. Namun versi terkini dari tas pinggang ini jauh lebih ramping dan chic daripada versi retro, lagi pula tidak selalu dipakai di pinggang.

Sebelum tas pinggang menjadi mode seperti saat ini, aksesoris pemanis ini memiliki sejarahnya tersendiri dan bahkan telah ada pada zaman batu.

Referensi paling awal dari tas pinggang ada pada Majalah Time edisi 26 Oktober 1992, saat melaporkan penemuan mayat manusia beku berusia 5.300 tahun yang mengenakan jubah bulu yang dilapisi  jubah rumput yang ditenun.

Di antara perlengkapannya yang dimiliki si Otzi ini adalah kantong kulit yang menyerupai versi kecil dari tas pinggang yang dipakai oleh para turis saat ini. Di dalamnya dia membawa sepotong tulang yang tajam, mungkin digunakan untuk membuat lubang jahit pada kulit, dan bor batu api dan pisau.

Di Abad Pertengahan pernah tren tas pinggang yang belum memakai ritsleting. Tas ini banyak dipakai terutama karena pakaian pada waktu itu tidak memiliki saku. Dipasang ke ikat pinggang dengan tali, biasanya terbuat dari kulit atau kain yang dilengkapi dengan penutupnya.

Beberapa varietas dari bumbag Abad Pertengahan ini seperti tas sporran dari Skotlandia, yang dikenakan di bagian depan rok, tidak hanya fungsional tetapi juga sebagai simbol kekayaan dan status.

Tas pra-ritsleting seperti terlihat pada karya seni Abad Pertengahan (gambar atas), kemudian berkembang menjadi dompet chatelaine, yang populer di kalangan wanita zaman Victoria dan Edwardian. Chatelaine bisa sangat berharga, yang paling mahal memiliki bingkai dan penutupan dari perak. Bahan tas itu sendiri sering dilengkapi sutra atau beludru, kadang-kadang dihiasi dengan appliqu, bordir, atau renda.

Seorang wanita Australia bernama Melba Stone pernah disebut-sebut yang menciptakan tas pinggang modern (fanny pack) pada tahun 1962 yang terinspirasi oleh kantong kanguru.

Tas pinggang buatan Melba seperti ini kemudian populer di kalangan pemain ski Eropa pada era 70-an dengan istilah "kantong perut" (bauchtasche), sebelum dianggap sebagai tas uang bagi turis di era 80-an.

Demikian sejarah singkat dari tas pinggang, semoga bermanfaat.***

Sumber : InStyle




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline