Natuna, suatu tempat dimana ikan, lautan dan kedaulatan menjadi topik yang selalu hangat untuk diperbincangkan.
Beberapa pekan terakhir, menjelang 2019 berakhir, Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) mendapat laporan jika terdapat rombongan kapal ikan asing masuk ke Perairan Natuna.
Upaya pengusiran pun menjadi prioritas Utama. Entah apa yang membuat mereka memancing ikan hingga jauh ke laut natuna, seakan mereka lupa bahwa perairan natuna bukan lagi milik china.
Kami kira yang lancang orang asing tak tau diri, kami pun ancang-ancang siap mati demi NKRI. Ternyata kalian negeri besar yang selalu menyetir ekonomi negeri kecil kami, sahabat Presiden RI kini.
Kebiasaan kalian lagi dan lagi selalu berhasil membuat kami frustasi, sosial media pun dijadikan lahan kami untuk berdiskusi dan berspekulasi.
Tak sedikit yang mengaitkannya dengan politik dan politisasi, bahkan diantaranya banyak yang rindu akan kebijakan ibu susi.
Berbagai upaya terus dilakukan oleh para pejabat negeri kami, dari jalur diplomasi hingga negosiasi terus dilakukan secara persuasi.
Bukannya meminta maaf lalu pergi, kalian malah berdiam diri dan mengakuisisi.
Surat cinta sudah kami nyatakan dan layangkan, dengan penuh rasa hormat dan perdamaian.
Suatu balasan dengan rasa penyesalan yang kami harapkan, malah kalian balas dengan kesan hinaan dan tantangan.
Kesombongan dan keangkuhan telah mencederai persahabatan kita demi masa yang akan datang, kesalahan yang berulang ulang yang kalian lakukan selalu kami maafkan dan tak kami adukan.
Kami bukan takut kalian mencabut investasi yang telah diberikan, tapi kami dididik dan dibesarkan untuk menjunjung tinggi persahabatan dan kesetiakawanan.