Lihat ke Halaman Asli

DW

Melihat, Mendengar, Merasa dan Mencoba

Hormatilah Proses

Diperbarui: 28 Februari 2022   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak pemberitaan bersiliweran di medsos belakang ini mengenai aksi afiliator yang terjerat kasus penipuan. Dengan alih-alih aplikasi trading, ternyata aplikasi tebak-tebakan, atau judi. Yang lebih parah, si Afiliator ini di tenggarai menikmati uang hasil lost para membersnya. 

Akibat ulahnya, kini muncul lagi banyak video-video unggahan lamanya yang mempertontonkan aksi hedon pamer kekayaan.
Seolah ia begitu sukses sampai mampu beli supercar harga miliaran dan berkata "Gilak, murah banget..".
Konten bobrok yang tidak ada sisi humanity sama sekali!

Konten konten norak dengan aksi pamer harta inilah yang menjadi konsumsi publik, dan harus dikatakan merusak cara berpikir generasi muda. Seolah semua mudah dan gampang, anak-anak muda yang mengagumi sosoknya memiliki hasrat yang sama, mau kaya di usia muda. Seolah tidak perlu proses, cukup main HP, klik sana sini, dan uang miliaran ditangan.

Saya mencoba berpikir waras, apakah memang ada cara instan seperti itu?
Meskipun ada profesi trading yang memang menjanjikan, tapi toh tetap itu semua tidak instan, mereka melalui perjalanan panjang.

Lah ini, dari video yang disajikan aja, jelas-jelas mengisyaratkan cara gampang dapat uang. Dan akibatnya, banyak pemimpi yang mengadu nasib, mereka mengikuti bulat-bulat anjuran orang ini untuk masuk ke bisnis yang menyesatkan. Uang tabungan, simpanan masa depan, dan bahkan uang hasil hutangpun di pertaruhkan. Karena apa? karena ini cepat kaya.

Dan terjadilah, bom waktu itu meletus.
Angan-angan kaya cepat itu hilang.
Uang yang sudah masuk tidak bisa ditarik.
Harga diri hilang, masa depan buram.

Tidak ada jalur ekspres menuju sukses

Saya memiliki anak yang menjelang remaja, saya mendidik dia bahwa untuk mendapatkan sesuatu, tidak ada yang instan, butuh kerja keras, mau capek dan sering sekali pengorbanan. Saya tidak mau anak saya berpikir instan. Saya tidak bisa kekang anak saya dari majunya teknologi, dimana dia bisa aja menonton video unfaedah itu. Yang bisa saya bekali, bahwa semua konten bangi-bagi harta itu hanya tipuan, yang didapat dari uang hasil menipu orang lain.

Untuk menjadi orang yang sukses, rumusnya hanya 2, kerja keras dan memantaskan diri.

Meski kuno dan jadul, tapi yang namanya kerja keras adalah upaya terbaik meraih apa yang kita impikan. Meskipun saat ini banyak motivator yang mengatakan kerja cerdas, tapi rasanya kurang tepat jika mengesampingkan kerja keras. Pretelin impian mu menjadi bentuk kecil-kecil, breakdown sehingga lebih realistis, dan terukur. Setelah itu kejarlah sekeras mungkin. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline