Lihat ke Halaman Asli

DW

Melihat, Mendengar, Merasa dan Mencoba

Senin, antara Benci dan Cinta

Diperbarui: 29 November 2017   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Damn.. I Hate Monday..

Inilah ungkapan yang sering disampaikan orang-orang mengenai situasi hari senin, kebanyakan dari orang merasa ketika memasuki hari Senin mereka masuk kedunia yang begitu menyeramkan. Padalah untuk bisa menikmati weekend (sabtu dan minggu), kita harus melewati rangkaian hari mulai senin sd jumat. 

Ketika saya berangkat pagi ini ke kantor saya melihat berbagai rupa ekspresi manusia yang berdesakan didalam kereta. Pikiran mereka melayang entah apa yang dipikirkan, ada yang berkutat dengan handphone-nya sibuk membalas dan mengetik WA text, ada juga yang berusaha memejamkan mata membayangkan presentasi yang akan dilakukan dihadapan BOD mereka. Entah saya merasakan bahwa sebagian dari mereka seperti menolak hari senin, mereka masih ingin menikmati indahnya weekend.

Yess.. I Love Monday..

Begitu sampai di stasiun tujuan segera saya pesan ojek online untuk segera bisa tiba di kantor, sambil menunggu sang ojek tiba saya terima video call dari sang istri, dan begitu dijawab ternyata putra sulung saya yang melakukan video call. Air mukanya begitu ceria, dia sudah lengkap dengan pakaian seragam SD nya, plus Topi dan Dasi. Dia begitu ceria karena sore nanti mainan pesanannya akan tiba, dia berjanji untuk pagi ini berangkat sekolah lebih cepat, belajar lebih rajin, dan ikut les matematika dan mengaji sore hari.

Saya melihat putra saya ini begitu siap menghadapi senin, dia lupa kendala yang akan dihadapi disekolah nanti setelah 2 hari 'bolos' sekolah karena takut di suntik imunisasi. Tidak ada kekuatiran lagi dalam wajahnya, yang tergambar adalah harapan yang kuat bahwa keinginannya semakin dekat.

Pandangan saya pribadi, seseorang akan melihat senin berat atau menyenangkan lebih kepada cara mereka melihat tujuan mereka. Proses yang tidak menyenangkan harus dilalui untuk bisa mencapai tujuan terbesar kita. Persepsi kita akan mengantarkan pada cara kita berperilaku, bertindak dan berucap. Semua ini akan memacu energi yang keluar dari dalam diri kita, terpancar dalam ekspresi wajah kita.

Anak saya telah memberikan saya pelajaran akan pentingnya memiliki tujuan yang kuat, ketika kita mampu membayangkan tujuan kita maka airmuka kita akan menjadi positif, energi kita akan terasa oleh orang lain.. Dia begitu antusias menyambut senin, dia begitu semangat mandi dan diguyur air dingin, dia begitu bergairah bahwa ia akan melalui hari ini dengan hebat..

Yang dia tidak tahu kalau Ayahnya sudah buat janji dengan para guru disekolah khusus untuk dia suntiknya dilakukan hari ini.. :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline