Lihat ke Halaman Asli

Istana Kepresidenan Dihargai Rp.1 Jutaan

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang mengatakan, buku adalah jendela dunia. Pengartiannya pun berbeda-beda, menurut saya buku adalah cahaya yang berisi keilmuan yang dapat menerangkan gelapnya dari sebuah peradaban dan dijadikan pelajaran dari segala peristiwa yang terjadi dalam kehidupan.

Bentuk dan isi buku pun bermacam-macam, mulai dari buku pelajaran sampai dengan buku hiburan. Kategorinya pun membawa ciri khas dari tujuan masing-masing buku tersebut, ya itu semua saya kembalikan pada selera para pembaca bukunya.

Hal yang menarik baru-baru ini terjadi. Sebelum acara peluncuran buku Mas Wisnu Nugraha yang berjudul “Pak Beye dan Istananya”, yang saya pribadi menggangap ini lebih menarik, dan jikalau tidak ada halangan saya pun akan menghadirinya. Hal yang menarik selain acara peluncuran buku Mas Wisnu itu adalah peluncuran buku karya Asti Kleinsteuber yang dijual dengan harga berkisar Rp.1jutaan, harga yang fantatis tentunya ditengah maraknya buku pelajaran yang dianggap mahal bagi sebagian besar orang tua wali murid di beberapa tingkat sekolah akhir-akhir ini.

Saya mengatakan ini buku elit, dari harganya pun terkesan elit, pastinya pun penampilannya elit. Benar saja, buku karya Asti Kleinsteubur berjudul “Istana-Istana Kepresidenan di Indonesia”, yang mengisahkan tentang beberapa istana, seperti istana kepresidenan, mulai dari istana negara, istana bogor yang menceritakan tentang banyaknya lukisan maestro dan patung telanjang, istana cipanas yang mengisahkan kesan angker dari ruang bawah tanahnya, gedung agung Jogjakarta yang harus izin terlebih dahulu sebelum memasukinya, hingga istana Tampaksiring di Bali, disajikan dalam buku ini dengan ciri khas dari masing-masing istana yang diceritakan hampir mendetil oleh penulisnya.

Buku ini berukuran 25x35 sentimeter , dengan gambar cover pilar-pilar istana, buku ini terkesan mewah dengan hard cover, ditambah dengan menggunakan kertas lux, semakin memberikan kesan elit pada buku ini yang sebagian besar terdiri dari gambar dibandingkan dari pada tulisan. Buku yang ditulis selama 3tahun ini diluncurkan di Museum Nasional beberapa waktu yang lalu. Dan dalam proses pembuatannya pun mempunyai cerita tersendiri dari masing-masing istana yang dikunjunginya, ujar Asti yang pernah menjadi penari istana semenjak berusia 18tahun sampai 21tahun, sebelum menjadi penulis buku ini.

Buku yang bertema istana, mulai marak akhir-akhir belakangan ini, semua buku tersebut mempunyai ciri khas masing-masing dalam penyampaiannya, punya arti tersendiri bagi masyarakat dalam negeri, sampai dengan masyrakat luar negeri, karena banyak informasi yang didapat dari sudut pandang sang penulis dan yang lainnya. Biasanya pun buku bertema istana ini dikonsumsi oleh para elit, ya dengan segala sesuatunya yang berbau elit. Tapi tak menutup kemungkinan untuk masyarakat umum dapat mengkonsumsinya. Mungkin anda berminat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline