Laga pertama semifinal Piala AFF 2020 untuk Timnas Indonesia sudah tergelar (22/12). Indonesia yang bertemu dengan Timnas Singapura harus puas dengan hasil imbang, 1-1.
Sebenarnya, saya melihat hasil ini dengan dua sisi. Kurang bagus dan bagus.
Kurang bagus, karena Indonesia kehilangan keunggulan karena kesalahan di lini pertahanan sendiri. Dan Singapura akhirnya bisa mengeksekusi peluang tersebut menjadi gol, setelah yang sebelum-sebelumnya hampir gol.
Di sisi lain, saya melihat ini hasil yang bagus, karena sebenarnya Indonesia nyaris kalah kalau para pemain Singapura lebih presisi dalam mengeksekusi peluang. Termasuk, jika mereka beruntung, seperti sebuah peluang Singapura yang terkena tiang kanan gawang Nadeo.
Artinya, mau tidak mau, laga ini dianggap hasil yang bagus dan masih memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk ke final.
Saya pun menganggap hasil ini tetap bagus, karena di laga kedua, kedudukan masih seperti tidak ada laga pertama. Dan, saya berpikir kalau mungkin ini masuk dalam perhitungan terburuk yang sudah dipikirkan Shin Tae-yong.
Meski begitu, saya juga yakin kalau Singapura akan berupaya menyiapkan strategi permainan yang lebih baik di laga kedua nanti. Termasuk, Indonesia yang pasti akan melakukan evaluasi besar-besaran.
Evaluasi pertama, pemain belakang Indonesia cenderung terlalu percaya diri dalam menguasai bola. Imbasnya, mereka terlalu lama menguasai bola, terutama secara individual.
Seperti yang dilakukan Pratama Arhan. Hampir saja, Indonesia kebobolan karena Pratama kehilangan bola dan para pemain Singapura berhasil masuk ke dalam kotak penalti Indonesia.
Rachmat Irianto juga begitu. Namun, kesalahannya dalam menguasai bola kemungkinan besar karena penurunan stamina. Ini yang membuat fokusnya mulai menurun.
Beruntung, Shin Tae-yong lekas mengganti Irianto dengan Evan Dimas. Ini yang kemudian membuat Timnas Indonesia mulai sedikit membaik, terutama dalam mengontrol bola.