Lihat ke Halaman Asli

Deddy Husein Suryanto

TERVERIFIKASI

Content Writer

Peluang Suzuki Kembali Menjuarai MotoGP Masih Besar

Diperbarui: 7 Maret 2021   22:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peresmian Tim Suzuki Ecstar di MotoGP 2021. Gambar: Twitter.com/suzukimotogp

Sabtu, 6 Maret 2021, Tim Suzuki Ecstar resmi mempresentasikan timnya untuk mengarungi musim balap MotoGP 2021. Secara tampilan, motor yang menjuarai musim balap MotoGP 2020 itu tidak ada perubahan banyak.

Hanya ada tambahan penampakan logo sponsor minuman berenergi, Monster Energy, yang ada di bagian atas dekat nomor pembalap. Khusus pada motor Joan Mir, ada tulisan 'M1R' yang menandakan bahwa dialah juara dunia musim sebelumnya.

Sama seperti penampakan livery motor yang takada perubahan besar, susunan pembalapnya juga masih ada Mir dan Alex Rins. Ini adalah susunan pembalap sejak 2019.

Hanya saja, dengan modal juara dunia, Mir kali ini bisa disebut sebagai 'wajah' Suzuki. Ini berbeda dengan dua musim sebelumnya, yang masih menjadi Rins sebagai 'wajah' Suzuki, karena faktor pengalaman.

Peluncuran Tim Suzuki Ecstar yang disiarkan langsung lewat kanal Youtube MotoGP. Gambar: Dokumentasi pribadi/Youtube/MotoGP

Kini, Rins harus rela digeser, walau secara deklarasi, pihak Suzuki tidak menganggap Rins sebagai pembalap kedua. Namun, dengan pencapaian Mir, secara logika, Mir layak menjadi pembalap pertama tim, karena itu lazim terjadi di setiap tim MotoGP.

Seperti tim pabrikan Yamaha yang pernah menomorsatukan Jorge Lorenzo, meski Valentino Rossi jauh lebih berpengalaman dan punya banyak titel juara dunia. Tetapi, karena yang juara dunia teraktual adalah Lorenzo, maka yang menjadi 'wajah' Yamaha adalah Lorenzo.

Ketika Lorenzo hengkang, 'wajah' Yamaha kembali ke Rossi. Sampai akhirnya, pada 2019 dan 2020, 'wajah' Yamaha bergeser ke Maverick Vinales.

Penentuan 'wajah' tim ini biasanya dapat dilihat dari siapa yang mendapat prioritas mengembangkan motor. Maksudnya, motornya siapa yang akan menjadi patokan bagi tim tersebut dan tim satelitnya, jika tim tersebut punya tim satelit.

Patokan itu muncul dari siapa pembalap yang paling cepat dalam menggeber motornya. Jika dikumulasikan, setiap tim akan mengambil keputusan setelah satu musim melihat siapa yang meraih posisi di klasemen akhir lebih baik.

Jika pembalap itu konsisten berada di atas rekan setimnya, maka pihak tim berhak untuk memilihnya menjadi patokan dalam pengembangan motor. Bahkan, sekalipun pembalap tersebut tidak menjadi juara dunia, seperti Maverick Vinales.

Selain itu, pemilihan 'wajah' tim juga melihat siapa yang paling prospektif untuk musim yang akan berlangsung dan beberapa musim ke depan. Ini seperti yang terjadi pada kubu Repsol Honda yang memilih Marc Marquez daripada Dani Pedrosa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline