Lihat ke Halaman Asli

Deddy Husein Suryanto

TERVERIFIKASI

Content Writer

Membuang Makanan dan Maknanya di Sepak Bola

Diperbarui: 29 Desember 2020   04:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dani Alves dan pisang yang dibuang suporter lawan. |Gambar: Thetimes.co.uk via Kompas.com

"Hidup tidak pernah adil!"

Sekiranya begitulah yang sering dipikirkan oleh orang-orang yang sedang merasa hidupnya susah. Biasanya, orang yang merasa demikian akan menganggap orang lain seperti tidak ada masalah. Orang lain seperti sudah hidup enak.

Padahal, tidak begitu. Semua orang pasti punya masalah. Hanya, yang terlihat membedakan adalah konteks dan ruang-waktu.

Konteks itu seperti sesuatu yang sedang melingkupi suatu kejadian di waktu dan tempat tersebut. Artinya, konteks juga bisa disebut situasi. Situasi selalu muncul setiap saat dan di mana saja. Selama ada aktivitas dan interaksi, situasi selalu ada.

Itulah yang menyebabkan adanya keragaman, walau pada akhirnya juga bisa menimbulkan konteks global, yang artinya situasi di sini dan di sana ada persamaan. Contoh paling nyata jelas ketika ada pandemi covid-19.

Keberadaan Covid-19 yang kemudian menjadi pandemi, jelas menghasilkan kesamaan konteks antarnegara, dan akhirnya menjadi konteks global alias juga disebut permasalahan global. Nahasnya, ketika berbicara tentang pandemi, kita juga teringat dengan dampaknya yang beragam.

Kesehatan dan kesejahteraan. Khusus pada kesejahteraan, kita bisa mengurainya ke banyak disiplin, seperti ekonomi, pendidikan, tatanan sosial, hingga pola hidup.

Menyinggung soal pola hidup, tidak lepas pula dengan aktivitas yang sangat mendasar, yaitu makan dan minum. Siapa yang tidak melakukan aktivitas mengisi perut?

Ketika pandemi covid-19 merajalela, sektor ini juga sangat terpengaruh. Bahkan, negara-negara yang di situasi "aman" saja ada yang memiliki indeks kelaparan pada penduduknya yang tinggi, apalagi dengan situasi saat ini.

Salah satu potret bukti terjadinya kelaparan di dunia. Gambar: diolah dari Reuters/Khaled Abdullah

Itulah mengapa, ketika ada suatu fenomena yang unik, yaitu membuang makanan sisa, tidak sedikit orang mengutuki tindakan itu. "Kok tidak bersyukur, kalian!"
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline